Mohon tunggu...
Ahmad Wildan Labib Mahardika
Ahmad Wildan Labib Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kerja keras Kerja cerdas Kerja ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

6 Desember 2020   22:01 Diperbarui: 6 Desember 2020   22:32 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rangkaian kata kususun menjadi aksara
Tentang hujan dan sebuah cinta
Dimana langit senja tak lagi merah merona
Sang mentari pun turut tak menampakkan sinarnya

Tetesan air mulai datang Bergerombolan
Berjatuhan membasahi jalanan
Mengingatkan ku pada sebuah kenangan

Dahulu, derasnya hujan membasahi tubuh seketika
Disaat itu kita merasa paling bahagia
Serasa dunia milik kita berdua
Kerana suasana yang sudah dipenuhi dengan cinta

Ajari aku seperti hujan yang menerpamu
Agar aku bisa mengobati rasa hausmu
Haus akan bencana rindu
Rindu pada manisnya senyummu

Karya: Ahmad Wildan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun