Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mohon Maaf jika Banyak Tulisan yang Menyinggung Perasaan

18 Agustus 2012   13:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:34 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mohon maaf lahir dan Batin

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada temen-temen semua baik yang mengikuti tulisan saya di Facebook, Twitter, web pribadi (http://www.wajiran.com) dan terutama di Kompasiana. Saya mengucapkan beribu-ribu terimakasih sudah bersedia berbagi dengan memberi tanggapan; meskipun sekedar saran, kritikan ataupun apa namanya. Yang jelas semua yang sudah merespon tulisan saya, saya anggap sebagai sesuatu yang sangat berharga. Sebagai orang kecil, saya sangat menyadari mungkin tulisan-tulisan yang saya tampilkan di media ini belum bisa banyak memberikan apa-apa, atau mungkin malah sebaliknya lebih banyak memberi kebingungan dan kebimbangan di hati pembaca semua. Tetapi dari lubuk hati saya yang paling dalam, semuanya saya tujukan benar-benar untuk berbagi dan saling memberi kabar, informasi, seriun, dan syukur-syukur bisa mencerahkan.

Sungguh saya berharap tidak ada rasa iri, dengki, jengkel atau bahkan dendam dalam hati ini meskipun begitu banyak tanggapan yang tidak selaras dengan pemikiran yang saya tuliskan. Itu sebabnya jika saya menyampaikan tulisan dalam berbagai media sungguh sebagai niatan berbagi meskipun mungkin tidak semua orang akan mengikuti. Semua pendapat dan pemikiran itu saya niatkan sebagai lahan dakwah, karena saya berkayakinan bebagi tidak akan rugi. Berbagi ilmu adalah jihad paling mulia di dalam agama yang saya yakini (Islam), karena itu adalah bagian dari pada usaha saya untuk menjalani kewajiban sebagai sesama muslim. Saya berprinsip, hidup tidak akan dihabiskan untuk berfikir negatif, sehingga saya berdoa semoga hari-hari saya dijauhkan dari menggunjing keburukan orang lain, mengejek kekurangan orang lain, atau bahkan sekedar iri hati pada orang lain. Saya ingin mengisi kehidupan dengan sekuat tenaga berbagi apapun yang saya miliki, termasuk menyampaikan kebaikan sesedikit apapun yang saya miliki.

Saya berdoa semoga pertemuan kita semua baik di Facebook, Twitter, kompasiana ataupun di web pribadi saya, akan memberikan manfaat bagi kita semua. Bagaimanapun silaturahmiapapun bentuknya akan memberikan manfaat bagi kita selama kita niatkan untuk kebaikan. Itu sebabnya sharing dan kata-kata motivasi yang tertulis (terucap) semoga dapat mendorong diri kita untuk hidup lebih baik dengan menjalani hidup ini dengan optimisme sehingga kita bisa meraih apa yang kita cita-citakan.

Akhir kata, bulan puasa yang sudah kita lalui mudah-mudahan memberikan dampak yang besar bagi prilaku (akhlaq/kepribadian) kita. Sehingga kita mencapai derajat yang mulia karena perilaku kita yang baik, perilaku yang membedakan kita dengan makhluk lain (binatang dan malaikat sekalipun) karena kita adalah makhluk yang terbaik.Semoga Idul Fitri ini benar-benar menjadikan kita kembali kepada fitrah kita sebagai manusia; yaitu manusia yang santun, jujur, tekun, sopan, dan rajin berbagi dengan siapapun tanpa pandang bulu. Karena saya yakin tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kekerasan, keculasan, dan kepengecutan, sebaliknya manusia itu sendiri yang sering melepaskan diri dari Tuhan, sehingga manusia yang memperturutkan hawa nafsunya. Akhir kata semoga kita diberkahi dan diridhoi keberagamaan (keislaman) kita, sehingga kita selamat di dunia sampai nanti di akherat. Amin....

Taqabbalallahuminna waminkum...

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Lampung, 19 Agustus 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun