Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kau yang Terombang-ambing

5 Agustus 2012   01:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:14 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kau yang Terombang-Ambing

Jika kau saat ini terombang-ambing. Kau harus sadar bahwa badai akan segera berlalu. Air yang bergolak akan segera mereda. Dan pemandangan indah pun sudah akan segera menemuimu. Nikmatilah perjalananmu yang dramatis itu. Hiburlah dirimu. Hiburlah dirimu dengan harapan-harapan untuk bertemu Sang Kekasih yang akan menjadikan mu sebagai pahlawan.

Kamu terobang-ambing, karena kamu tidak tahu akan tujuan hakiki dari hidupmu. Kau tidak punya pegangan, jadi kau selalu ragu. Kau tidak punya kompas kehidupan, sehingga kau sering tidak tahu arah. Kau selama ini buta dan terkadang tuli. Hanya nasip yang sering membuatmu masih ada seperti yang sekarang ini.

Bagaimanapun, bersyukurlah karena Ia memang Maha Pemurah dan Penyayang. Ia tidak pernah memaki hambanya yang sedang bingung. Ia tidak pernah menghujat hambanya yang sedang belajar berjalan menapaki kehidupan. Bahkan ia selalu menuntun, membimbing dan membisiki setiap hati yang mau belajar.

Kau perlu tahu bahwa keterombang-ambingan mu akibat kiblat mu yang salah. Kau selalu melihat kondisi di sekelilingmu yang keliru. Kau anggap harta kekayaan, kedudukan, dan kecantikan akan menjamin kebahagiaan hidupmu. Kau juga terlalu berorientasi pada hal itu.

Kau salah. Kau telah salah mengerti makna kehidupan yang sebenarnya. Apa-apa yang kau anggap sebagai kebahagiaan atau perantara kebagiaan hanyalah fatamorgana. Semua itu hanya bagian kecil, kecil sekali dari makna hidupmu yang sebenarnya. Kekayaan tidak akan pernah menjamin hidupmu, kedudukan dan kecantikan juga begitu.
Kau harus hati-hati dengan semua itu. Karena kekayaan yang kau miliki jika kau tidak bisa membagi waktu akan menjadikan mu membatu dan membisu. Kau akan menjadi orang angkuh. Kau akan berpaling dari sesamamu yang lemah dan miskin. Kedudukan dan kecantikan juga begitu. Kau sering angkuh karena kau dianggap mulia. Kau sering angkuh karena menganggap dirimu segalanya. Dan ketika kedudukan itu pergi kau pun meratapi tiada tara. Kau akan tersiksa selama hidupmu.

Dalam hidup ini tidak ada yang pernah abadi. Semua hanya hiburan semata. Kesungguhan dalam hidup hanyalah satu; yaitu perjalanan mu mencari dan menuju yang Maha Abadi.

Kamu tidak perlu takut dengan siapa pun. Kamu tidak perlu ragu akan kemana. Dan kamu juga tidak usah khawatir akan apa yang akan kamu dapat. Waktu akan menunjukan kepadamu bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang akan memberimu sebuah kenyataan. Pengorbanan dan perjuanganmu saat ini akan digantikan dengan kenikmatan yang tiada tara.

Mungkin kamu akan ragu kenapa dia tidak menyapa. Kamu akan ragu, kenapa dia seolah tidak pernah menolong mu. Padahal, ia selalu bersamamu. Ia selalu mengiringi langkahmu. Ketika kau jatuh ia membangunkanmu. Ia tuntun dirimu yang masih sempoyongan setengah sadar dan ragu-ragu.

Ia bahkan sering tersenyum sipu melihatmu yang penuh semangat menuju-Nya. Ia malu-malu melihatmu yang tekun melakukan sesuatu yang Ia perintahkan. Ia bangga melihatmu demikian. Karena itu ketika kau melangkah satu Ia akan berlari menjumputmu.

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Ia akan bergulir dari suatu titik kepada titik yang lain. Dan perguliran itu akan membawamu pada suatu posisi dan kedudukan. Saat ini mungkin kau sedang berada di bawah. Saat ini kau ditimpa oleh teman-teman mu sendiri. Tetapi bersabarlah mungkin esok hari, mungkin lusa, roda akan segera bergulir. Dan jika sudah demikian maka terbukalah segala penghalang yang ada dalam dadamu. Kau akan meresakan kelegaan. Kau akan terbebas dari tekanan yang menghujam dalam jiwamu.

Pada saat inilah kesempatan bagimu untuk bangkit. Pada saat seperti inilah kau harus bangun dan berusaha menggunakan waktu luang dan lapangmu. Kau harus menolong sesama mu. Mereka yang ada di bawahmu sangat membutuhkan mu. Mereka juga rapuh seperti dirimu dulu. Kau akan merasakan nikmat yang tiada tara ketika kau bisa memberikan sesuatu yang berguna. Dengan begitu hidupmu akan lebih bermakna.
Hidupmu bukan diciptakan tampa tujuan. Perguliran waktu malam, daratan dan bukit yang bergunung merupakan gambaran kehidupan yang sebenarnya. Dan roda yang berputar adalah gambaran sistem kehidupan yang nyata. Tidak pernah ada yang abadi. Tidak pernah ada yang hakiki kecuali Tuhan yang Mahasa Perkasa dan Maha Mengetahui.

Dan kepada-Nyalah kamu harus kembali. Kamu harus mencari tahu segalanya dari apa yang telah diberikan-Nya kepadamu. Hanya dari situlah jalan hidupmu akan menjadi terarah. Jalan hidupmu yang berliku akan menjadi mudah. Disitulah ada peta kehidupan. Disitulah ada strategi kehidupan yang harus kau pelajari dan praktekan.

Selamat menikmati perjalanan hidup mu yang semakin bermakna. Kita akan berjumpa di suatu titik yang pernah dijanjikan oleh-Nya. Kita akan berbahagia dengan membagi kebahagiaan yang kita dapatkan di dunia ini. semoga! Wallahua’lam bishshawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun