Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang yang Bertubuh Pendek dan Tangga - Sebuah Analogi (Kognisi (1))

23 September 2024   14:18 Diperbarui: 23 September 2024   14:18 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Yang Bertubuh Pendek Yang Beradaptasi Dengan Ketinggian, Oleh Sebuah Ide Tentang Tangga Yang Dibuatnya - Sebuah Ide Mengenai Definisi Kognisi.

gambar istock. seorang berpikir dengan lampu menyala.

Bayangkan seorang individu bertubuh pendek yang hidup di dunia yang dirancang untuk orang-orang bertubuh tinggi. Setiap hari, ia dihadapkan pada tantangan untuk menjangkau objek-objek yang berada di luar jangkauannya. Namun, alih-alih menyerah pada keterbatasannya, ia menciptakan sebuah solusi: tangga.

Proses penciptaan tangga ini menjadi sebuah metafora yang kuat untuk memahami esensi kognisi manusia. Mari kita telusuri bagaimana metafora ini dapat membantu kita mendefinisikan kognisi:

Persepsi dan Identifikasi Masalah. Dimana, kognisi dimulai dengan kemampuan untuk memahami lingkungan dan mengidentifikasi tantangan. Individu kita menyadari keterbatasan fisiknya dan hambatan yang diciptakan oleh lingkungannya. Ini menggambarkan aspek fundamental kognisi: kesadaran dan persepsi. Lalu, Analisis dan Pemrosesan Informasi, dimana saat setelah mengidentifikasi masalah, individu kita mulai menganalisis situasinya. Ia mempertimbangkan berbagai faktor: tinggi benda yang ingin dijangkau, kekuatan dan keterbatasan fisiknya, serta bahan-bahan yang tersedia di sekitarnya. Proses ini mewakili kemampuan kognitif untuk mengolah informasi dan menghubungkan berbagai konsep. Berikutnya, Kreativitas dan Pemecahan Masalah, yakni, Ide tentang tangga muncul sebagai hasil dari proses kreatif. Ini menunjukkan kemampuan kognisi untuk menghasilkan solusi inovatif, menggabungkan pengetahuan yang ada dengan cara-cara baru. Kreativitas adalah aspek kunci dari kognisi tingkat tinggi. Dan, berikutnya, Perencanaan dan Strategi, dan berikutnya, Merancang tangga memerlukan perencanaan yang cermat, yakni, dimana, individu kita harus mempertimbangkan tinggi tangga, kekuatan strukturnya, dan bagaimana cara membuatnya. Ini mencerminkan kemampuan kognitif untuk merencanakan dan mengembangkan strategi. Kemudian, Adaptasi dan Pembelajaran, dimana, Proses pembuatan tangga mungkin melibatkan percobaan dan kesalahan. Mungkin tangga pertama tidak cukup tinggi atau stabil. Setiap kegagalan dan perbaikan selanjutnya menggambarkan proses pembelajaran dan adaptasi, yang merupakan inti dari kognisi. Selanjutnya, Abstraksi dan Generalisasi, yakni, Setelah berhasil membuat tangga untuk satu situasi, individu kita mungkin mulai melihat potensi penggunaan tangga dalam konteks lain. Ini menunjukkan kemampuan kognitif untuk mengabstraksi dan menggeneralisasi pengetahuan. Terakhir, Metakognisi, Akhirnya, kemampuan untuk merefleksikan proses pembuatan tangga itu sendiri - memikirkan tentang pemikiran dan proses pemecahan masalah - menggambarkan metakognisi, sebuah aspek kognisi tingkat tinggi.


Mendefinisikan Kognisi

Melalui metafora ini, kita dapat mendefinisikan kognisi sebagai kemampuan dinamis untuk memahami, menganalisis, dan beradaptasi dengan lingkungan melalui proses kreatif pemecahan masalah. Ini melibatkan persepsi, pemrosesan informasi, kreativitas, perencanaan, pembelajaran, abstraksi, dan refleksi diri.

Kognisi bukan hanya tentang memiliki pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan pengetahuan itu untuk mengatasi tantangan dan menciptakan solusi baru. Ini adalah proses aktif dan adaptif yang memungkinkan kita tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan.

Seperti individu bertubuh pendek yang menciptakan tangga, kognisi manusia memungkinkan kita untuk mengatasi keterbatasan kita, mengubah lingkungan kita, dan mencapai hal-hal yang sebelumnya tampak mustahil. Ini adalah kemampuan yang mendefinisikan kemanusiaan kita dan mendorong kemajuan peradaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun