Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Quo Vadis Simbolisme Tuhan

14 September 2024   20:23 Diperbarui: 14 September 2024   20:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Quo Vadis Simbolisme Tuhan.

Dalam perjalanan panjang peradaban manusia, pencarian akan makna dan pemahaman tentang Tuhan telah menjadi salah satu pertanyaan paling mendasar dan abadi. "Quo vadis," sebuah frasa Latin yang berarti "ke mana engkau pergi," menjadi titik awal yang tepat untuk merefleksikan perjalanan simbolisme Tuhan dalam konteks pengetahuan dan ketidaktahuan manusia. 

Simbolisme Tuhan telah mengambil berbagai bentuk sepanjang sejarah, dari patung-patung primitive hingga konsep-konsep abstrak yang kompleks dalam teologi modern. 

Namun, di balik semua upaya untuk merepresentasikan yang Ilahi, terdapat paradoks mendasar: ketidaktahuan kita tentang hakikat sejati Tuhan justru menjadi fondasi dari pencarian spiritual kita. 

Ketidaktahuan ini, alih-alih menjadi hambatan, justru berperan sebagai katalis yang mendorong manusia untuk terus mencari, mempertanyakan, dan merefleksikan. Ini adalah "ketidaktahuan sebagai pengetahuan" - sebuah konsep yang mungkin terdengar kontradiktif, namun sebenarnya sangat dalam maknanya. Mengakui keterbatasan pemahaman kita tentang Tuhan adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Sejarah pengetahuan tentang Tuhan tidak linear. Ia bergerak dalam spiral, kadang kembali ke titik-titik yang telah dilalui, namun selalu dengan pemahaman yang lebih dalam. 

Dari animisme primitif hingga monoteisme, dari mistisisme hingga rasionalisme, perjalanan ini mencerminkan evolusi kesadaran manusia itu sendiri. Namun, quo vadis? Ke mana arah simbolisme Tuhan di era modern ini? Di tengah kemajuan sains dan teknologi, banyak yang mempertanyakan relevansi konsep Tuhan. 

Tapi justru di sinilah letak paradoks berikutnya: semakin kita tahu, semakin kita sadar akan banyaknya hal yang tidak kita ketahui. Fisika kuantum dan kosmologi modern membuka dimensi-dimensi realitas yang sebelumnya tak terbayangkan, mengingatkan kita akan keterbatasan pemahaman manusia. 

Simbolisme Tuhan hari ini mungkin tidak lagi terpaku pada representasi fisik atau bahkan konsep-konsep tradisional. Ia berevolusi menjadi pencarian akan makna dalam kompleksitas alam semesta, dalam misteri kesadaran, dan dalam keajaiban kehidupan itu sendiri. "Tuhan" mungkin tidak lagi dipahami sebagai entitas terpisah, melainkan sebagai prinsip yang menyatukan segala hal. Pada akhirnya, quo vadis simbolisme Tuhan membawa kita kembali ke awal: ke pengakuan akan ketidaktahuan kita.

Namun, ini bukanlah ketidaktahuan yang membutakan, melainkan ketidaktahuan yang mencerahkan - yang membuat kita tetap rendah hati, penuh rasa ingin tahu, dan terbuka pada kemungkinan-kemungkinan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun