Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Bawah Bendera Revolusi, Suatu Moda Kognitif

31 Juli 2024   02:13 Diperbarui: 31 Juli 2024   04:12 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ia800106.us.archive.org

3. Strategi Sistematis : Tipe ini digambarkan sebagai otak di balik gerakan. "Mereka melihat revolusi sebagai papan catur," kata Dr. Amira. "Setiap langkah dipertimbangkan dengan cermat. Tantangan mereka adalah menjaga koneksi emosional dengan perjuangan, bukan hanya melihatnya sebagai permainan strategi."

4. Penjaga Nilai : "Di tengah kekacauan revolusi, tipe ini berdiri tegak sebagai penjaga prinsip-prinsip inti," Dr. Amira menjelaskan. "Mereka memastikan bahwa dalam mengejar perubahan, kita tidak kehilangan esensi kemanusiaan kita. Namun, keketatan mereka terkadang bisa menghambat fleksibilitas yang diperlukan dalam perjuangan."

5. Agen Perubahan Pragmatis : "Ini adalah mereka yang memiliki satu kaki di dunia ideal dan satu kaki di tanah," ujar Dr. Amira. "Mereka adalah jembatan antara visi dan aksi. Tantangan mereka adalah menjaga keseimbangan antara kompromi dan prinsip."

Seiring berjalannya presentasi, Dr. Amira menekankan bahwa tipe-tipe ini bukanlah kotak-kotak kaku, melainkan spektrum yang dinamis. "Dalam diri setiap revolusioner," ia menjelaskan, "ada campuran unik dari berbagai kecenderungan ini. Inilah yang membuat gerakan revolusioner begitu kaya dan kompleks." Ia kemudian beralih ke pembahasan tentang motif psikologis di balik tindakan revolusioner. "Ada yang bergerak karena rasa ketidakadilan yang mendalam," jelasnya. "Ada pula yang didorong oleh visi akan dunia yang lebih baik. Dan jangan lupakan mereka yang termotivasi oleh pencarian makna dalam hidup mereka." Dr. Amira mengakhiri presentasinya dengan sebuah peringatan. "Memahami kecenderungan psikologis kita sendiri dan orang lain dalam konteks revolusioner adalah kunci," ia menekankan. "Tapi ingatlah, dengan pemahaman datang tanggung jawab. Gunakan pengetahuan ini bukan untuk memanipulasi, tapi untuk membangun jembatan pemahaman dan empati." Saat ia mengucapkan kata-kata penutup, ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan yang membahana. Para hadirin bangkit berdiri, mata mereka berkilau dengan pemahaman baru tentang kompleksitas jiwa manusia dalam pusaran perubahan revolusioner. Dr. Amira tersenyum, menyadari bahwa benih-benih pemahaman yang lebih dalam telah ditanam. "Di bawah bendera revolusi," pikirnya, "kita tidak hanya mengubah dunia, tapi juga memahami diri kita dengan cara yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun