Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Iblis Cermin Gelap Kesadaran Manusia

23 Juli 2024   05:46 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:57 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Iblis: Cermin Gelap Kesadaran Manusia dalam Psikologisme Filosofis.
Oleh : A.W. al-faiz


Dalam ranah psikologisme filosofis, konsep iblis dapat dipandang sebagai manifestasi kompleks dari proses kognitif dan emosional manusia. Alih-alih entitas eksternal yang nyata, iblis menjadi representasi simbolis dari aspek-aspek gelap psike manusia yang sering kali tidak diakui atau ditekan.

Proyeksi Ketakutan dan Keinginan Terpendam
Iblis, dalam perspektif ini, dapat dilihat sebagai proyeksi kolektif dari ketakutan terdalam dan keinginan terpendam manusia. Carl Jung mungkin akan memandangnya sebagai bagian dari "bayangan" dalam ketidaksadaran kolektif - aspek-aspek diri yang kita tolak dan proyeksikan ke luar. Simbol iblis menjadi wadah untuk mengekspresikan dan menghadapi sisi-sisi diri yang sulit kita terima.

Mekanisme Koping Psikologis
Konsep iblis juga dapat berfungsi sebagai mekanisme koping psikologis. Dengan memproyeksikan kejahatan dan kelemahan moral ke figur eksternal, individu dan masyarakat dapat mempertahankan citra diri yang positif. Ini memungkinkan adanya pemisahan mental antara "kita" (yang baik) dan "mereka" (yang jahat), memberikan rasa keamanan psikologis meski kadang bersifat ilusi.

Konflik Internal dan Dilema Moral
Dalam konteks psikologis, godaan iblis dapat diinterpretasikan sebagai representasi dari konflik internal dan dilema moral yang dihadapi setiap individu. Pertarungan antara "kebaikan" dan "kejahatan" menjadi metafora untuk proses pengambilan keputusan etis dan moral yang kompleks dalam psike manusia.

Simbol Transformasi dan Pertumbuhan
Paradoksalnya, dalam beberapa tradisi filosofis dan psikologis, konfrontasi dengan "iblis" atau sisi gelap diri sendiri dianggap sebagai langkah penting menuju pertumbuhan dan transformasi personal. Mengakui dan mengintegrasikan aspek-aspek yang dianggap "jahat" atau tidak diinginkan dari diri sendiri dapat mengarah pada pemahaman diri yang lebih utuh dan autentik.

Kompleksitas & Konstruksi-Dekonstruksi Psike.

Dalam kerangka psikologisme filosofis, iblis bukanlah entitas supernatural, melainkan konstruk psikologis yang kompleks. Ia mewakili aspek-aspek gelap psike manusia, berfungsi sebagai cermin yang memantulkan ketakutan, keinginan, dan konflik internal kita. Memahami iblis dalam konteks ini dapat membuka jalan menuju pemahaman diri yang lebih dalam dan pertumbuhan psikologis yang bermakna.


Bandar Lampung, 23/07/2024.

A.W. al-faiz.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun