Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Problem Etik: Tinjauan atas Keutamaan, Konsistensi, & Konsekuensi

17 Juli 2024   03:32 Diperbarui: 17 Juli 2024   03:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Problema Etik: Tinjauan atas Keutamaan, Konsistensi, dan Konsekuensi.

Oleh : A.W. al-faiz

Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang moralitas dan perilaku manusia. Dalam diskursus etika, terdapat tiga pendekatan utama yang sering digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi tindakan moral: etika keutamaan (virtue ethics), etika deontologis (consistency-based ethics), dan etika konsekuensialis (consequentialist ethics). Esai ini akan mengeksplorasi ketiga perspektif tersebut dan bagaimana masing-masing berkontribusi pada pemahaman kita tentang problema etik.

1. Etika Keutamaan (Virtue Ethics)

Etika keutamaan berfokus pada karakter moral individu dan pengembangan sifat-sifat positif yang disebut "keutamaan". Pendekatan ini berakar pada pemikiran filosofis Yunani kuno, terutama Aristoteles, yang menekankan pentingnya mengembangkan kebijaksanaan praktis (phronesis) dan karakter yang baik.

Kelebihan utama etika keutamaan adalah:

  • Menekankan pengembangan diri dan pertumbuhan moral jangka panjang.
  • Mempertimbangkan konteks dan nuansa situasi moral.
  • Mendorong refleksi mendalam tentang nilai-nilai personal dan sosial.

Namun, kritik terhadap pendekatan ini meliputi:

  • Kesulitan dalam mendefinisikan dan mengukur keutamaan secara objektif.
  • Potensi relativisme moral jika keutamaan didefinisikan berbeda antar budaya.
  • Kurangnya panduan spesifik untuk pengambilan keputusan dalam dilema etis.

2. Etika Deontologis (Consistency-based Ethics)

Etika deontologis, yang dikembangkan oleh filosof seperti Immanuel Kant, menekankan konsistensi moral dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etis universal. Pendekatan ini berfokus pada kewajiban moral dan aturan yang harus diikuti terlepas dari konsekuensinya.

Kekuatan etika deontologis meliputi:

  • Menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk pengambilan keputusan etis.
  • Menekankan keadilan dan kesetaraan dalam perlakuan terhadap individu.
  • Melindungi hak-hak dasar dan martabat manusia.

Kritik terhadap pendekatan ini antara lain:

  • Kekakuan dalam menghadapi situasi kompleks yang mungkin memerlukan fleksibilitas.
  • Potensi konflik antara berbagai prinsip etis dalam situasi tertentu.
  • Kurang mempertimbangkan hasil akhir dari tindakan moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun