Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kultivasi Simbolisme Kita: Memetika Ketimuran, Sebuah Ekspresi Simbolis Moralitas Peradaban Timur Jauh

16 Juli 2024   16:12 Diperbarui: 16 Juli 2024   17:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Torii dalam Shinto Jepang, mewakili transisi dari dunia profan ke sakral. 

Simbol-simbol ini berfungsi sebagai 'meme' yang membawa pesan moral kompleks dalam bentuk yang mudah diingat dan ditransmisikan. 

Kultivasi Simbolisme Melalui Memetika Ketimuran 

Kultivasi simbolisme dalam konteks memetika ketimuran melibatkan beberapa aspek: 

Identifikasi Meme Kunci: Mengidentifikasi simbol-simbol dan konsep moral yang telah bertahan lama dan memiliki pengaruh signifikan dalam budaya Timur. 

Analisis Transmisi: Memahami bagaimana simbol-simbol ini ditransmisikan antar generasi dan antar budaya. 

Adaptasi Kontemporer: Mengeksplorasi bagaimana simbol-simbol tradisional dapat diadaptasi untuk relevansi kontemporer tanpa kehilangan esensi moralnya. 

Sintesis Lintas Budaya: Menggabungkan simbol-simbol dari berbagai tradisi Timur untuk menciptakan narasi moral yang lebih kaya dan inklusif. 

Ekspresi Simbolis Moralitas Timur dalam Era Modern 

Dalam era globalisasi, ekspresi simbolis moralitas Timur menghadapi tantangan dan peluang baru: 

Digitalisasi Simbol: Transformasi simbol-simbol tradisional ke dalam format digital, memungkinkan penyebaran lebih luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun