Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Profetik? Publik Speaker - Sebuah Wacana Profesi Publik.

13 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 13 Juli 2024   01:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di masa depan, kita dapat membayangkan munculnya generasi baru public speaker yang tidak hanya mahir dalam retorika konvensional, tetapi juga menguasai teknologi digital dan media sosial. Mereka akan menjadi influencer positif yang mampu menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lanskap media dan komunikasi, mereka akan memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan mengarahkan diskursus nasional.

Lebih dari itu, public speaker masa depan harus mampu menjadi jembatan antara generasi, menyatukan kearifan tradisional dengan inovasi modern. Mereka harus dapat mengartikulasikan nilai-nilai luhur bangsa dalam konteks global, sehingga Indonesia tidak kehilangan jati dirinya di tengah arus globalisasi yang semakin deras.

Dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks, public speaker juga dituntut untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu internasional. Mereka harus mampu menjelaskan posisi dan kepentingan Indonesia dalam kancah global, sekaligus membangun citra positif bangsa di mata dunia. Diplomasi publik akan menjadi arena baru di mana public speaker dapat berkontribusi secara signifikan.

Namun, di tengah semua peran dan tanggung jawab tersebut, seorang public speaker sejati harus tetap rendah hati dan terbuka terhadap kritik. Mereka harus menyadari bahwa kekuatan mereka bukan terletak pada kemampuan untuk mendominasi wacana, melainkan pada kapasitas untuk memfasilitasi dialog yang konstruktif dan inklusif.

Pada akhirnya, kedudukan public speaker dalam wacana bernegara bukanlah sebuah privilese, melainkan sebuah amanah. Mereka adalah penjaga api semangat kebangsaan, penyambung lidah rakyat, dan penunjuk arah menuju masa depan yang lebih baik. Dengan memahami dan menjalankan peran profetik ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, public speaker dapat menjadi katalisator perubahan yang positif dan berkelanjutan dalam perjalanan Indonesia menuju kejayaannya.

Sebagai penutup, mari kita renungkan bahwa kekuatan kata-kata, jika digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab, dapat menjadi senjata ampuh dalam membangun peradaban. Public speaker, dengan kedudukan strategisnya dalam wacana bernegara, memiliki kesempatan emas untuk menjadi agen perubahan yang positif. Mereka dapat menjadi lentera yang menerangi jalan menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan bermartabat. Semoga dengan kesadaran akan peran profetik ini, akan lahir generasi public speaker yang tidak hanya fasih berkata-kata, tetapi juga kaya dalam makna dan dampak positif bagi bangsa dan negara.

Bandar Lampung, 13/07/2924.

A.W. Al-faiz 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun