Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

The Greating Huda

11 Juli 2024   00:50 Diperbarui: 11 Juli 2024   00:53 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 The Greeting Huda

Oleh : A.W. Al-faiz

               Di tengah kegelapan dunia yang semakin pekat, kita sering merindukan secercah cahaya petunjuk. Layaknya para pemuda dalam kisah Ashabul Kahfi, kita pun mencari perlindungan dari kekacauan dan kebingungan yang melanda. "The Greeting Huda" atau "Salam Petunjuk" menjadi sebuah metafora indah tentang pencarian manusia akan bimbingan ilahi di tengah kehidupan yang penuh tantangan.

Kisah Ashabul Kahfi, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Kahfi ayat 10, mengajarkan kita tentang kekuatan iman dan pentingnya memohon petunjuk kepada Allah SWT. Para pemuda itu, dalam pelarian mereka dari penindasan, tidak hanya mencari tempat persembunyian fisik, tetapi juga perlindungan spiritual. Gua yang mereka pilih bukan sekadar ruang hampa, melainkan sebuah mihrab - tempat mereka berlutut dan memohon rahmat serta petunjuk dari Sang Pencipta.

"The Greeting Huda" mengajak kita untuk merenungkan makna sejati dari petunjuk dalam hidup kita. Apakah kita, seperti para pemuda itu, berani untuk meninggalkan zona nyaman kita demi mempertahankan prinsip dan keyakinan? Apakah kita memiliki keberanian untuk memohon petunjuk, bahkan ketika dunia sekeliling kita tampak begitu menakutkan dan tidak pasti?

Dalam konteks modern, "gua" kita mungkin bukan lagi sebuah ceruk di gunung, melainkan momen-momen keheningan yang kita ciptakan di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Saat kita mematikan notifikasi ponsel, menutup laptop, dan mengambil waktu untuk berkontemplasi dan berdoa, kita sedang menciptakan "gua" kita sendiri. Di sanalah kita, seperti para pemuda itu, dapat membisikkan permohonan kita: "Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."

"The Greeting Huda" juga mengingatkan kita bahwa petunjuk sejati adalah anugerah yang harus kita jemput dengan kerendahan hati dan kesungguhan hati. Ia bukan sesuatu yang datang begitu saja, melainkan buah dari pencarian yang tulus dan penyerahan diri yang total kepada kehendak Ilahi. Dalam setiap langkah kehidupan, setiap keputusan yang kita ambil, kita diajak untuk selalu memohon "Huda" - petunjuk yang lurus dari Allah SWT.

Pada akhirnya, "The Greeting Huda" adalah sebuah pengingat abadi bahwa di tengah kebingungan dunia, ada selalu jalan pulang menuju kebenaran. Seperti para pemuda Ashabul Kahfi yang akhirnya menemukan keselamatan dan menjadi tanda kebesaran Allah, kita pun dapat menemukan jalan kita jika kita teguh dalam iman dan tidak pernah berhenti memohon petunjuk-Nya.

Maka, marilah kita menyambut setiap hari dengan "Salam Petunjuk" ini. Membuka hati untuk menerima hidayah, membuka pikiran untuk memahami hikmah, dan membuka tangan untuk meraih rahmat-Nya yang tak terbatas. Karena sesungguhnya, dalam petunjuk-Nya, terletak kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun