Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

28 Juni 2024   14:14 Diperbarui: 28 Juni 2024   14:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan.

Siapa dia?
Yang setia menanti hujan
Menunggu kehadirannya
Membasahi lekuk jalan di jalan kota
Dengan surat mendung hari di hati sang gadis
Dia datang bersama dingin

Dan gigil rindu di tepi sebuah bangunan
Genangan kenangan
Yang mengingat terik pada kemarau
Kala itu mungkin engkau tahu
- aku tidak hanya bodoh

Sebab, suatu hal
Sepi ini telah mengingkari batinku
Dan hatimu yang lucu
Berbagai senyum kasih rindu
Layar di samudera lautan yang elegi

Kekasihku, ada ihwal hal yang telah mustahal
Diantara kita dan dinyana rayu
Kekasihku, yang lucu;

Ada amal dari cinta kita yang telah isti'mal
Tentu, saja tiada upaya, membasuh wudhu'mu
Dengan air yang telah terpakai di jalan kerinduanku
Terhantarlah, pada lapang tanah lapang di bawah hujan
Dan kuyup kenangan dan kisah yang sebentar;
 Serta tarianmu di bawah siraman air hujan.

28/06/2024.
BL. (Awe).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun