Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jantung Rindu

29 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 29 Februari 2024   10:39 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jantung Rindu.

Rasakanlah, denyut jantungmu sendiri,
Rasakan, kepada siapa dia berdebar :
memilih dan menemukan
Cinta yang tulus tanpa pamrih
Dan syarat mahar nyawamu
Dan mimpi di surga bertemu abadi
Di dalam kedalaman samudera, dirimu :

Kepada siapa dia berkata: engkaulah
Terang bulan dikala malam gelap di langit qolbu
Gemerlap - pelita hantung impian cinta cintaku

Mawar merah mekar yang merona
Sesejuk embun;

Rasakan, dia menjamah kehadirannya pada
Setiap gerak dan nafasmu
Tersenyum selalu melintas tawa melihat engkau mendaki
Terbang bagai burung mengepakkan kemerdekaan
Tanpa, belenggu. - tanpa syarat dan dendam.

Oh, akal yang merana memikirkan selalu
Iman di dalam keyakinan
Tersentuh terjamah oleh rindu
Dan kesaksian yang sama atas suatu amsal
Dalam ibrah semesta;

Engkau, engkaulah Dewi
Bidadari di dalam mimpimu
Yang lelap: mengendap dalam sel darah
Esok kan berganti; dinamika kebahagian yang lain
Dalam tangan yang saling menggandeng
Merengkuh-Nya, dalam kebaikan yang bijaksana.

Dan, berkata, di tempat paling neraka
Aku tetaplah perempuan;

Dan, berkata, (aku) di tempat paling neraka
Aku, tetaplah lelaki

Dan, berkata di tempat paling surga pun
Aku tetaplah perempuan

Dan, berkata, (aku) di tempat paling surga pun
Aku tetaplah laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun