Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesempatan Kedua.

31 Desember 2023   12:42 Diperbarui: 31 Desember 2023   12:51 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesempatan Kedua.

Menjadi rapuh dalam hidup
Menjadi tuakah?
Ataukah - pupus dqlam bimbang dan keraguan
Dan juga setiap kenyataan yang membuat goyah
Memperhatikan deras ombak di samudera bibirmu - batu karang yang sampai pada pandangan matamu.

Senja di pantai - lirih suara bisikmu
Kakimu menghapus butiran debu mengusap udara yang sesak. Seberkas sinar yang masih tegar.

Kita tak harus berkata jujur pada ketidakperdulian : dan harapan di masa depan
Dan setiap - luka telah memilih nyerinya penderitaan dirinya sendiri.

Setidaknya tawamu masih mawar dalam
Kenangan. Di sana aku menemukanmu pada ingatan yang bersinar dan belum padam.
Melukiskan ketidakmampuan kita -
Untuk tetap terpisah meski di jalan setapak
Yang sama.

Agar dapat kau peluk kehangatan dari keakraban
Yang memadang kita dari balik jendela fajar.
Lalu,

Senja terbenam di ubun-ubun: pantai itu
Cintamu yang dulu.

Bandar Lampung, 2023.
A. W. al-faiz.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun