Sudah sekitar empat tahun
Kau bercumbu dengan matimu Mas Rendra
6 Agustus 2009
Begitu kubaca waktu tetapmu meninggalkan dunia
Lewat halaman buku sebelum sampul belakang
Begitu pula aku mengenalmu
Mas Rendra
Aku terpukau renungi sajak-sajakmu
Apalagi di sajak terakhir yang kau tuliskan
Meneteskah air mata kala itu?
Aku yakin
Kau bukan hanya berpuisi
Hembusan ketuhanan dari sajakmu bukan lagi ilusi
Itu tinggi, Mas Rendra
Pertanyaanku...
Apakah kau sudah tahu bahwa kau akan mati?
Dan itu sajak terakhirmu yang suci?
Untuk siapa kau berpuisi?
Dan berjuta tanya lagi
Mas Rendra
Sedang apa kau sekarang disana?
Apakah kau sedang berpuisi
Menggoda malaikat-malaikat kematian
Atau...
Kau sedang membacakan puisi-puisi jadulmu
Hasil jerih pikir dan rasamu kala di bumi ini
Atau...
Kau sedang menyeduh kopi
Sebatang rokok di tangan kiri
Sebuah pena di tangan kanan
Dan kau sedang menulis persaksian hidup yang sebentar
Atau...
Aku tak tahu lagi
Tapi kira-kira begini
Jika dicerminkan dari sajak terakhirmu yang terperi
Yakinku kau sedang bersenang hati
Mas Rendra.. Mas Rendra...
Begini saja sajakku yang tak semenawan punyamu
Dan seperti akhir sajakmu yang berjudul "He, Remco"
Kubaitkan dengan sedikit aco
"He, Mas Rendra
Rokokku habis
Boleh aku minta sebatang dari kamu"
*Alm. W.S Rendra
Probolinggo, 29-09-2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H