Mohon tunggu...
AHMAD SYIHABUDIN
AHMAD SYIHABUDIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Industri Pariwisata - Universitas Pendidikan Indonesia

Suka hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pinter Kodek Menjadi Suatu Sindiran untuk Orang Pelit di Masyarakat Sunda

19 Maret 2023   12:57 Diperbarui: 19 Maret 2023   13:05 6823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PINTER KODEK adalah sebutan bagi orang yang curang. Lebih luasnya, pinter kodek itu adalah sebutan bagi orang yang bersikap "habis manis sepah dibuang" pada orang lain, atau bersikap "kacang lupa pada kulitnya" pada orang yang telah berjasa padanya.

Pinter kodek ini adalah suatu sindirian nih bagi orang yang suka meminta-minta kepada orang lain, tetapi ketika ia dimintai oleh orang lain dia tidak mau, jadi hanya ingin untung saja tidak mau rugi peribahasanya.

Landihan atau sindiran ini biasanya sering terdengar saat ada suatu kejadian dimana sedang meminta suatu permintaan kepada teman atau kerabat dekat, seperti contohnya "Ah maneh mah pinter kodek jadi jelema teh" "aa ulah pinter kodek jadi jelema teh, isin", kata pinter kodek ini memang agak sedikit vulgar, bagi para pendengar baru pasti memiliki presfektif yang berbeda beda dari kata pinter kodek ini.

Kata pinter kodek ini biasa terdengar didaerah-daerah sunda, yang biasa sering terdengar biasanya didaerah Bandung, Sumedang, Garut, dan lain nya. Namun kata ini sangat tidak diperuntukan untuk diucapkan kepada orang yang lebih tua, karena kata ini agak kurang sopan atau agak kurang enak untuk didengar.

Orang yang pinter kodek tidak selalu merugikan secara lahir, tapi secara bathin juga, karenanya suka bikin sakit hati. Sayangnya tidak semua orang pinter kodek sadar bahwa dirinya adalah orang yang seperti itu, dia dengan santainya dengan watadosnya (wajah tanpa dosa) seolah tidak terjadi apa-apa. yaiya lah mana ada maling mau ngaku maling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun