Seumur hidup saya baru sekali melihat Almarhum KH. Kholilurrohman, tepatnya pada saat saya mau menghadiri pemakaman KH. Abdurrahman Wahid ke Jombang. Saya yang pada waktu itu bersama rombongan melihat dengan jelas beliau, duduk di depan pintu sebuah rumah milik orang Madura di Pegirian Surabaya.
Penampilan beliau tampak sederhana, pakai kopyah putih, kaos putih, celana pendek dan sarung yang dibuat selendang (kurang lebih sama dengan photo dibawah ini). Sebelum dan sesudah - sampai wafat (11/04/2018) saya tidak pernah melihat lagi apalagi sungkem kepada beliau.
Menurut pengakuan tetangga saya, bahwa beliau beberapa kali hadir kerumahnya, Kampung Masaran, Desa Pakong. Bahkan katanya pernah sekali sehabis shalat magrib beliau melintas dihalaman rumah saya, hanya saja saya tidak merasakan kehadiran beliau apalagi melihatnya. Padahal ketika itu, saya sedang berada di teras mushalla.
Almarhum KH Kholilurrohman merupakan cicit dari ulama besar KH Mohammad Syaichona Cholil (Mbah Cholil). Beliau merupakan putra bungsu dari pasangan KH Zahrowi dan Nyai Romlah binti KH. Mohammad Imron, saudara dari almarhum KH. Fahrurrozi, KH. Abdullah Schal dan KH. Kholil AG.Â
Lahul Fatihah...., Selamat jalan Kiai, semoga mendapat tempat yang mulia diaisi-Nya. Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa'afihi Wa'fu 'Anhu. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H