Menjelang pertandingan Brazil vs Korea Utara pelatih Dunga mengatakan bahwa sepakbola indah sudah bukan tujuannya lagi. Yang penting baginya kini adalah kemenangan. DUnga seakan tidak mau terlengah dengan permainan indah tapi di kejutkan oleh hasil pertandingan.
Komentar Dunga ini seolah membuka lagi perdebatan apakah sepakbola indah itu relevan atau sebanding dengan hasil kemenangan? Arsenal adalah cotoh yang sering disebut. Sejak di tangan oleh Arsene Wenger permainan The Gunner menjadi sesuatu yang paling enak di tonton. Dinamisasi pergerakan para pemain bak alunan orchestra yang melenakan.
Namun permainan indah Arsenal tidak selalu berbanding lurus dengan prestasi yang di raihnya. Baik di liga domestic maupun di liga internasional, semuanya selalu kandas di babak-babak pertengahan. Satu lagi yang menarik ketika melihat pertandingan antara Inter Milan vs Barcelona dalam ajang semifinal liga Champion 2009/2010. Ketika itu Barcelona dengan permaian indahnya harus mengakui keunggulan Inter Milan yang bermain bertahan dan hanya sesekali menyerang balik.
Namun kita jangan lupakan bagaimana aksi Barcelona pada musim 2008/2009. Dengan permainan indahnya 6 trofi di boyong oleh tim yang di arsiteki oleh pelatih muda Pep Guardiola. Juga bagaimana aksi Spanyol menjuarai piala Eropa 2008. Dua contoh tersebut membuktikan bahwa sepakbola indah masih bisa diandalkan daripada gaya sepakbola pragmatis.
Lalu bagaimana dengan piala dunia 2010 di afsel ini? menarik apa yang dikatakan oleh dunga diatas. Ya, banyak orang berharap Brazil akan kembali menerapkan permainan sepakbola yang dipadukan dengan gerak samba sehingga enak dan mudah dilihat, sebab mau tidak mau Brazil lah yang memulai aksi sepakbola indah tersebut.
Kehadiran pelatih asing yang menukangi banyak negara peserta piala dunia 2010 juga sempat membuat kekhawatiran sepakbola indah akan dilupakan. Mereka tentunya memiliki beban yang sangat berat bila tim yang diasuhnya kalah, belum lagi pamor dan nama besarnya di pertaruhkan. Sebut saja nama carlos Alberto Pereira yang menukangi tuan rumah Afrika Selatan. Pelatih yang sukses membawa Brazil menjadi juara dunia tahun 1994 di AS ini pastinya akan meras atertekan apabila tim tuan rumah Afrika Selatan tidak bisa berbuat banyak ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Di tengah kekhawatiran hilangnya sepakbola indah. Tim matador Spanyol telah bertekad untuk tetap memainkan sepakbola indah dalam pertandingan pertamanya menghadapi swiss. Ya, penggemar sepakbola pastinya sangat berharap agar sepakbola indah kembali bisa di lihat. Setidaknya bagi penggemar sepakbola dalam negeri ini bisa menghibur di tengah banyak hialngnya etika keindahan di negeri ini dan menjelang naiknya tariff dasar listrik awal juli mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H