"Perempuanlah, kaum ibu yang pertama-tama meletakkan bibit kebaikan dan kejahatan dalam hati sanubari manusia, yang biasanya terkenang dalam hidupnya."
"Bukan saja sekolah yang harus mendidik jiwa anak, tetapi juga yang terutama pergaulan di rumah harus mendidik! Sekolah mencerdaskan pikiran dan kehidupan di rumah tangga hendaknya membentuk watak anak itu!"
(RA Kartini)
Menjadi seorang ibu adalah sebuah perjalanan panjang dan penuh pembelajaran. Menjadi seorang ibu juga merupakan sebuah keistimewaan yang telah Allah berikan kepada seorang wanita. Berbahagialah menjadi seorang ibu, karena ibu tidak hanya melahirkan anaknya, tapi juga melahirkan sebuah peradaban.
Sejatinya seorang ibu adalah wanita yang tangguh dan kuat. Selama 9 bulan ibu membawa kita dalam kandungannya. Dalam kondisi yang lemah, ditambah dengan beban berat diperutnya, pun masih di tambah dengan banyak pekerjaan dan aktivitas lainnya. Namun ibu tak pernah mengeluh bahkan selalu menjaga dan membelai kita yang masih dalam kandungannya dengan penuh cinta dan sayang.
Ibu lah orang yang paling berjasa dalam melahirkan kita, ia rela bertaruh nyawa untuk sebuah kehidupan bagi anak kesayangannya. Betapa banyak ibu yang sebelum hamil sehat dan kuat tetapi ketika hamil mendadak menjadi lemah dan sakit. Bahkan tak sedikit ibu yang harus mengorbankan nyawa untuk buah hatinya. Kemudian ketika anaknya lahir, dalam kondisi yang masih belum pulih akibat luka sehabis melahirkan, ibu masih harus menahan rasa sakitnya dan merelakan waktu istirahatnya untuk menyusui dan merawat anaknya dengan cinta dan keikhlasan.
Ibu lah yang paling sedih dan tidak bisa tidur dengan nyenyak ketika salah satu anaknya menderita sakit. Ibu lah yang paling cemas ketika didapatinya anak kesayangannya belum berada di rumah. Ibu selalu mejadi tempat kita bernaung, melindungi, menyayangi, mengajarkan kita banyak hal dengan cinta dan kasih sayangnya. Maka tak berlebihan seperti yang Rasulullah katakan ketika salah seorang sahabat bertanya siapa yang paling pantas mendapatkan perlakuan baik dari kita, Rasulullah sampai menjawab ibumu 3 kali. Dan Allah pun memuliakan kedudukan seorang ibu yang meninggal karena melahirkan dengan balasan syurga.
Ibu merupakan guru dan sekolah pertama bagi anak-anaknya. Dan seorang ibu lah yang pertama-tama menentukan arah perkembangan seorang anak. Maka dari itu seorang ibu harus terdidik dengan baik dan memiliki pengetahuan yang luas sebagai bekal dalam mendidik anak-anaknya. Ilmu ini tidak hanya didapatkan dari lembaga pendidikan formal, tapi juga lembaga pendidikan non formal. Meskipun pada akhirnya ibu lebih memilih untuk tidak menjadi wanita karir, tetapi pendidikan itu tetap diperlukan bagi seorang wanita. Ibu yang cerdas tentu akan melahirkan anak yang cerdas pula. Sedangkan ibu yang biasa-biasa saja, mungkin hanya bisa mendidik anak sebatas hal-hal yang dialami dan diketahuinya sebagai ibu rumah tangga.
Seorang ibu menjadi pusat kehidupan rumah tangga. Saat seorang ibu berpendidikan, maka ia tidak akan mudah untuk dibodohi dan membawa kebaikan untuk rumah tangganya. Bahkan seandainya jika anak dan suaminya tidak memiliki sikap yang baik, maka seorang ibu atau istri akan bisa membimbingnya kembali ke jalan yang lurus dengan penuh cinta dan kesabaran yang menjadi ciri khas dari seorang ibu. Seorang ibu dengan kelembutannya bisa mendidik anak dan suaminya menjadi pribadi yang menghargai kaum wanita. Seorang ibu dengan kekuatan dan kesabarannya bisa memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya agar mereka kelak mejadi pribadi yang teguh dan berprinsip.
Sejatinya seorang ibu pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, entah makanan, kesehatan, pendidikan, ilmu bahkan bisa jadi dalam segala hal. Karena anak bagi seorang ibu adalah harapan dan do’a yang kelak akan mengangkat derajat orangtuanya di dunia dan akhirat. Karena anak juga bagi seorang ibu adalah asset yang jika ditanamkan hal-hal yang baik, maka kelak ia akan menghasilkan hal-hal yang baik pula.
Seorang ibu juga bisa mencurahkan waktunya 24 jam sehari untuk anak-anaknya, tidak ada kata lelah dan istirahat jika itu berkaitan dengan anak-anak. Dalam setiap aktivitas dan do’anya selalu terselip untuk anak-anaknya, bahkan dalam kondisi sakit pun seorang ibu masih memikirkan anaknya. Maka benar pepatah yang mengatakan bahwa kasih ibu tak terhingga sepanjang masa.