(lirik lagu dipopulerkan oleh Melisa)
Bakso adalah makanan rakyat, semua menyukai dan semua pasti pernah merasakan makanan yang bisa di makan kapan saja,Â
di mana saja dan dalam momen apa saja.
Sepasang kekasih di suatu pedesaan di Bojonegoro dalam percakapannya berkisah
"Apa buktinya kalau kau mencintaiku sayang?" tanya Sinta pada Satria si suatu sore saat mereka berboncengan sepeda motor.
"Aku akan memenuhi permintaanmu, apapun itu Sinta". Jawab Satria sambil memelankan jalannya kendaraan warna hitamnya.
"Saya pingin merasakan bakso yang berukuran besar juga yang kecil dalam satu mangkok tapi dengan harga yang cukup murah", pinta Sinta pada pujaan hatinya Satria.
"Siapa takut? Akan kubawa dirimu untuk menikmati bakso yang luar biasa, enak, mengenyangkan dan yang terpenting cocok untuk anak muda yang belum punya penghasilan tapi sudah berani pacaran, seperti saya", jawab Satria pada Sinta.
Mereka berdua dengan berboncengan menuju suatu tempat di wilayah Selatan Kota Bojonegoro.
Desa Tempuran Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro-Jawa Timur terkenal dengan kuliner baksonya yang terkenal. Bakso Tempuran yang dikelola oleh Mashuda warga asli desa Tempuran Bojonegoro yang membuka warungnya di jalan desa yang di sekitarnya adalah areal persawahan.Â
Menurut Mashuda dia sudah menjalani usaha berjualan bakso lebih dari 20 tahun lalu dengan harga awal Rp. 1.000 perporsi/mangkok dengan minum es teh seharga Rp. 200 saat itu. Usaha bakso Yuda mengalami kemajuan dalam jumlah penjualan dan seiring dengan perubahan tahun harga bakso juga mengalami peningkatan. Sejak tahun 2020 saat pandemi melanda harga bakso Tempuran milik Yuda dibanderol dengan harga per porsi Rp. 5.000,- sedangkan segelas es teh dihargai Rp. 2.000,- tapi lihatlah porsinya