Penulis di depan Masjid Jogokariyan Yogyakarta (foto: dokpri)
Jum'at malam (27/01/23) penulis berkesempatan mengunjungi Masjid Jogokariyan yang  terletak di jalan Jogokariyan No.36 Mantrijeron Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta. Nama masjid diambil dari nama kampung di mana masjid itu berdiri, Kampung Jogokariyan.Â
Setiba di masjid yang terletak di kampung Jogokariyan yang padat penduduk sekitar pukul 21.30 WIB penulis langsung ambil air wudhu untuk melaksanakan solat tahiyatal masjid dua rekaat, di dalam masjid, sementara di serambi masjid ada kegiatan Pengajian dan satunan oleh Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI)
Di masjid penulis bertemu dengan salah satu Marbot Masjid Jogokariyan untuk menyerahkan dua buku karya untuk perpustakaan Masjid Jogokariyan, dua buku penulis berjudul Pak Guru Menjadi Tamu Allah dan Jiwa-jiwa yang Cendayam.
Penulis menyerahkan dua buku karya kepada Ustadz Muslim salah satu Matbot Masjid Jogokariyan Yogyakarta (foto: dokpri)
Sambil menyerahkan buku kepada Ustadz Muslim menceritakan tentang penamaan nama Masjid Jogokariyan.
Hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu memberi nama masjid sesuai dengan di mana masjid itu berada.
Rasulullah berdakwah di Quba, namanya Masjid Quba, beliau berdakwah di Bani Salamah, masjidnya juga namanya Bani Salamah sesuai dengan nama tempatnya.