Mohon tunggu...
Ahmad Sulton Ghozali
Ahmad Sulton Ghozali Mohon Tunggu... Penulis - sudah manis, senang menulis

buku terbaru: kumpulan puisi Tiada Palung Sedalam Matamu (2024) | asghozali.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Book

Membaca Cerpen Serius dari Ahmad Tohari dan Cerpen Populer dari Ofi Tusiana: Kritik Sekilas dengan Sastra Bandingan

8 Oktober 2024   13:23 Diperbarui: 7 November 2024   07:38 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Karya sastra memiliki peranan penting dalam literasi manusia, termasuk di Indonesia. Karya sastra biasanya dapat terbagi dalam dua jenis, yaitu serius dan populer. Perbedaan antara dua kelompok karya sastra tersebut dapat ditinjau melalui perbandingannya dalam kritik sastra. Proses apresiasi dan pemahaman dalam kritik sastra tidak hanya bertujuan sebagai penghubung antara dunia dalam karya sastra dengan pemahaman pembaca, tetapi juga mampu menjelaskan tatanan dalam dunia kesusastraan itu sendiri.

Proses kritik terhadap sebuah karya sastra perlu menggunakan beberapa kriteria penilaian agar dapat berimbang dan objektif. Kriteria penilaian terhadap karya sastra terdiri dari kebaruan (inovasi), kepaduan (koherensi), kerumitan (kompleksitas), keaslian (orisinalitas), kematangan (intelektualitas), serta kedalaman (eksploratif) (Mahayana, 2000). Enam kriteria penilaian tersebut dapat dilihat dalam berbagai bentuk karya sastra. Salah satunya adalah cerita pendek yang berkembang pesat di Indonesia.

Terdapat dua contoh cerpen yang digunakan dalam analisis ini untuk melihat perbandingan kelompok serius dan populer secara berimbang melalui kritik sastra, khususnya sastra bandingan. "Tawa Gadis Padang Sampah" karya Ahmad Tohari digunakan sebagai contoh cerpen serius berdasarkan media penerbitannya di surat kabar ternama dan tema tentang kehidupan masyarakat kelas bawah. Di sisi lain, "Ada Apa dengan Mama?" digunakan sebagai contoh cerpen populer berdasarkan media penerbitannya di majalah populer yang menyasar pembaca anak muda perempuan. Sebelum membandingkan, terlebih dahulu dua cerpen tersebut dianalisis melalui kriteria penilaian karya sastra satu per satu.

"Tawa Gadis Padang Sampah" adalah sebuah cerpen karya Ahmad Tohari yang pernah diterbitkan di koran Kompas edisi 21 Agustus 2016. Cerpen tersebut dimulai dengan Darmi, seorang sopir truk sampah yang berkeliling dari rumah ke rumah dan dibantu dua orang. Di tempat akhir pengumpulan sampah, ia sering bertemu dengan Korep dan Carmi, anak-anak yang bekerja sebagai pengepul sampah. Suatu hari, Carmi menemukan sepatu bekas, tapi hanya sebelah kanannya. Akhirnya, salah satu bawahan Pak Darmi menemukan sepatu sebelah kiri yang dicari Carmi ketika sedang berkeliling mengumpulkan sampah di perumahan. Carmi pun senang memakai sepasang sepatu yang lengkap di kakinya. 

Di sisi lain, "Ada Apa dengan Mama?" adalah cerpen karya Ofi Tusiana yang diterbitkan di situs web majalah Go Girl pada 25 Maret 2018. Cerpen tersebut bercerita tentang Vena, seorang remaja perempuan yang mencurigai mamanya sedang jatuh cinta dengan laki-laki lain setelah papanya meninggal. Kecurigaan Vena timbul karena tiba-tiba mamanya menyukai lagu rock dan Om Adit mempengaruhinya. Vena baru mengetahui dari Tante Dian bahwa perubahan mamanya tersebut karena ingin mendekati Vena yang sudah beranjak remaja dan sibuk melalui ragu rock kesukaannya. Vena pun berjanji bahwa ia akan meluangkan waktu lebih banyak lagi dengan mamanya. 

Berdasarkan kriteria kebaruan, tema masyarakat kelas bawah dalam cerpen "Tawa Gadis Padang Sampah" dapat ditemukan di dalam beberapa karya Ahmad Tohari sebelumnya. Akan tetapi, tokoh anak-anak yang dilibatkan dalam cerpen tersebut menjadi nilai yang baru karena kehidupan yang sulit biasanya dialami oleh orang dewasa dengan tanggung jawabnya yang besar. Kriteria kerumitan dalam cerpen tersebut sebenarnya tidak terlalu tampak dari alur cerita yang sederhana, namun kriteria tersebut justru benar-benar terasa melalui akhir cerita yang menggantung ketika mempertanyakan tujuan pulangnya Carmi dan Korep, seolah kesulitan mereka belum akan selesai dan menyisakan benak penasaran di kesan pembaca. 

Kepaduan cerpen tersebut juga cukup baik melalui alur maju yang disajikan dan proses penyajian masalah yang logis hingga penyelesaiannya. Kriteria keaslian cerpen tersebut juga tidak terlalu menonjol sebab karya Ahmad Tohari sebelumnya juga sering menggunakan metafora dalam penggambaran latar cerita atau sudut pandang pihak ketiga yang sama-sama mengasihani keadaan latar sosial ceritanya. Kriteria kematangan cerpen tersebut sebagai cerpen serius terlihat sulit dibuktikan karena masalah Carmi terasa mudah diselesaikan. Akan tetapi, cerpen tersebut mampu membangun rasa empati melalui kesulitan tokoh dan merefleksikannya secara kritis terhadap lingkungan sekitar. Kriteria kedalaman juga membuktikan keseriusan cerpen tersebut, yaitu mengajak pembaca untuk merefleksikan latar cerita yang kumuh, dengan keadaan nyata di lingkungan masyarakat kelas bawah.

Cerita populer seperti cerpen "Ada Apa dengan Mama?" cukup menonjolkan kriteria kebaruannya, yaitu dari penggunaan referensi grup band beraliran rock yang jarang terdapat dalam cerpen-cerpen sebelumnya yang dimuat dalam majalah dengan pembaca remaja perempuan. Kepaduan cerpen tersebut juga terlihat baik melalui penyajian alur maju, meskipun terdapat lanturan, seperti cerita Vena di sekolah. Kerumitan cerpen tersebut juga kurang terlihat karena hanya mempermasalahkan kesalahpahaman tokoh utama dan langsung mengarahkan pembaca kepada amanatnya. Berdasarkan kriteria keaslian, cerpen tersebut tidak menawarkan unsur yang sebenarnya, sebab Ofi Tusiana juga sering menulis cerpen-cerpen populer bertema keluarga, terutama di majalah yang menyasar pembaca anak muda. 

Sementara itu, kriteria keaslian cerpen tersebut juga tidak terlalu terlihat karena tema yang diambilnya tidak jauh dari kehidupan remaja seputar romansa maupun keluarga. Kriteria kematangan dalam cerpen tersebut menandakannya sebagai cerpen populer. Masalah yang langsung dapat diselesaikan setelah kesalahpahaman yang dialami oleh tokoh utama menjadi jelas. Kriteria kedalaman cerpen tersebut juga terlihat lebih sederhana dengan menyajikan permasalahan dalam keluarga, terutama hubungan ibu dengan anak setelah kehilangan sosok ayah. 

Sebagai kesimpulan, cerpen serius dan populer tidak hanya dibedakan berdasarkan tempat publikasinya, tetapi juga dapat dibedakan melalui beberapa kriteria penilaian karya sastra. Cerpen serius cenderung mengangkat tema kehidupan bermasyarakat, menyajikan masalah dan penyelesaiannya secara kompleks, serta memakai gaya bahasa yang beragam. Cerpen populer lebih cenderung menggunakan tema kehidupan remaja, penyelesaian masalah dalam cerita dengan sederhana, serta penggunaan gaya bahasa lugas dan kekinian yang sesuai dengan sasaran pembacanya. 

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun