[caption id="attachment_193060" align="aligncenter" width="300" caption="Kegiatan PP. Al-Kamiliyyah,Cibarusah, Bekasi, Sumber: Dokumen Pribadi"][/caption]
PESANTREN, PORSENI, DAN (PRESTASI) INDONESIA
Ahmad Suhendra, S.Th.I
Pesantren merupakan 'peninggalan' lembaga pendidikan yang paling tua, yang sampai saat ini masih eksis dan berperan dalam mencerdaskan bangsa. Almarhum Gus Dur dalam salah satu karyanya mengungkapkan bahwa pesantren merupakan subkultur (Islam) Indonesia. Saat ini pesantren tidak hanya melaksanakan pendidikan non-formal, tetapi juga pendidikan formal. Tidak sedikit pesantren yang memiliki sekolah yang berada satu lingkup dengan pesantren. Sebagai lembaga pendidikan tentunya pesantren peran aktif dalam kemajuan bangsa. Tidak sedikit alumni pesantren menyumbangkan pemikiran dan keahliannya dalam bidang pendidikan sampai wilayah politik. Jika kita menengok sejarah kemerdekaan, tidak sedikit para kiai dan santri ikut terlibat dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah. Bangsa ini juga pernah dipimpin oleh alumni pesantren dan sebagai kiai sekaligus cendikiawan, yakni KH. Abdurrahman Wahid. Beliau juga mempunyai jasa yang tak ternilai dalam perkembangan dunia pesantren di ranah nasional maupun internasional. Selain nilai religius yang diterapkan dalam pesantren, sekarang pesantren juga mulai sedikir perkembangan dalam aspek pendidikan non-religius. Dengan demikian, ada perhelatan akbar dalam pekan olahraga dan seni dan pesantren (PORSENI PONTREN). Porseni kabupaten bekasi sendiri akan dilaksanakan hari sabtu (19/11) bertempat di Pondok Pesantren Al-Kamiliyyah Cibogo kec. Cibarusah. Perhelatan antara pesantren di kabupaten Bekasi tentunya dapat menjadi momentun untuk mencetak atlet nasional yang berjiwa santri. Dengan begitu, tidak hanya nilai-nilai angka kuantatif yang diharapkan, tapi lebih pada nilai-nilai kualiti sportifitas dan religius. Jangan Mengejar Image Pesantren tentu jangan melupakan nilai-nilai universal yang menjadi visi dan misinya. Dalam setiap perlombaan antar pesantren janganlah ingin menampilkan hasrat pencitraan, seperti para politisi dan para dewan terhormat yang duduk di parlemen. Pesantren harus mewujudkan perbaikan karakter bangsa, dan harus lebih peduli dengan kondisi bangsa saat ini. Rakyat masih banyak yang membutuhkan 'pertolongan' dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan, sehingga pesantren harus lebih responsif. Dan satu hal yang perlu diperhatikan, pesantren jangan keluar dari rel lembaga sosial-pendidikan-keagamaan dengan menyokong politik praktis melalui masa santri maupun jamaahnya. Pesantren justru harus mengawasi pemerintah, terutama pemerintah daerah, karena pesantren mempunyai peran penting dalam membentuk aspek sosio-psikologis masyarakat. [caption id="attachment_193063" align="alignright" width="180" caption="Logo INSAN KAMIL, Cibarusah, Bekasi, Sumber: Dokumen Pribadi"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H