Manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Baru lahir saja, bayi membutuhkan orang lain untuk membantunya keluar, menyelimuti dan membersihkannya.
Begitu juga saat menjalani kehidupan, tentunya membutuhkan orang lain. Kehidupan akan berjalan dengan  aman dan damai jika persaudaraan terjaga dengan mencintai kemanusiaan. Islam sering menganjurkan umatnya untuk menjaga tali persaudaraan. Makanya, kita perlu memahami prinsip keagamaan.
Karenanya, menjadi seorang muslim idealnya memberikan ketenangan, perdamaian dan persaudaraan. Itulah yang dianjurkan pembawa risalah terakhir ini, Nabi Muhammad saw.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Nu'man bin Basyir dalam kitab Syarah Riyadhush Shalihin berikut.
: " " (( ))
Wa 'an an-Nu'man bin Basyir radhiyallah 'anhuma qala. Qala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Mitslul mu'minina fi tawaddihin wa tarahumihim wa ta'athufinim mitslul jasadi, idzasytaka minhu 'udhwun tada'a lahu sairul jasadi bis sahar wal humma
Artinya:
"Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam." [Mutafaqun 'Alaih]
Dalam kitab itu jelaskan bahwa sikap saling mencintai () adalah bentuk cinta yang ada dalam hati kepada sesama muslim.
Cinta yang tulus ini sebagai salah satu bentuk kesempurnaan keimanan bagi orang Islam. Iman dan cinta ini saling berkaitan satu sama lain.