Mohon tunggu...
Ahmad Suaifi
Ahmad Suaifi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Canggihnya Teknologi AI, Bagaimanakah Nasib Joki Tugas?

12 April 2023   14:33 Diperbarui: 12 April 2023   15:18 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi AI atau Artificial Intellegence adalah program yang dibuat untuk bisa 'belajar', 'berpikir', dan 'bertindak' layaknya individu. Dan kini teknologi tersebut sudah menyebar ke berbagai lini kehidupan dengan peningkatan yang bisa dibilang 'matang' dari awal kemunculannya. Adapun, salah satu contoh teknologi AI yang nyata di kehidupan sehari-hari adalah ChatGPT. Program chatbot berbasis kecerdasan buatan hanya dalam waktu 2 bulan saja telah memiliki 100 juta pengguna aktif. Model GPT yang terakhir dirilis adalah GPT-4, chatbot ini sangat pintar sehingga bisa memberikan kesimpulan dan mengklasifikasikan konten.

Namun, dengan keberadaan canggihnya Teknologi AI khususnya ChatGPT ini menuai perdebatan terhadap bagaimana teknologi tersebut bisa dikatakan 'mengancam' keberadaan joki tugas. Bagaimana tidak, semua persoalan dan permintaan bisa kita selesaikan hanya dengan satu klik saja pada ChatGPT. Apakah dengan keberadaan teknologi ini, akan benar-benar 'memusnahkan' joki tugas? Lalu, bagaimana respon para penjoki tugas yang melihat sendiri dan menghadapi kecanggihan teknologi AI ini?

ChatGPT dinilai sangat efisien dalam penggunaannya. Bermodal handphone dan internet yang stabil, ChatGPT bisa menjalankan apapun yang kita minta atau perintahkan. Dalam penggunaannya, ChatGPT dari berbagai kalangan seperti, siswa sekolah, mahasiswa/i, hingga pekerja kreatif pun. 

ChatGPT juga memiliki banyak keunggulan dalam segi bahasa, pembahasan, konteks, penyesuaian, dan dapat meningkatkan efisiensi pada para penggunanya. Karena dengan adanya hal ini, semua pertanyaan, permintaan, pernyataan bisa direspons oleh teknologi AI melalui ChatGPT tersebut. 

Salah seorang penjoki tugas berinisial AB (24) menyebutkan, "Memang pada awal kemunculannya, kita merasa terancam sih ya. terus makin berkembang kayanya memang masing-masing punya pasarnya sendiri. Yang tau ya pake ChatGPT, yah yang mau joki ya sama saya gitu hahaha. Lagian juga ChatGPT itu pasti asalnya dari kita-kita juga gitu infonya. Ya bisa aja ambil info dari jurnal, skripsi yang beredar di internet. Kalo saya bilang sih sama-sama aja yah, memang memudahkan aja sih ya, jadi lebih efisien. Apalagi juga ini sebenernya kan teknologinya mah baru ya, saya yakin juga perkembangannya masih ya sedikit gitu, saya yakin juga pasti kadang bisa aja salah, namanya juga teknologi buatan manusia, manusia aja bisa salah apalagi buatan manusia". 

Ternyata memang ChatGPT tidak bisa disamakan dengan penjoki, ChatGPT memang bisa saja menjalankan tugas penjoki. Namun, ketelitian dan ketepatan permintaan manusianya lebih 'nyambung' dengan sesama manusia. ChatGPT memang bisa menjawab semua persoalan, namun karena teknologinya masih berkembang dan terhitung belum sempurna terkadang persoalan dengan jawaban yang dikemukakan malah jauh dari konteks. Alhasil, terjadi ketidaksinambungan antara persoalan dengan jawaban yang dikemukakan oleh teknologi ChatGPT. Juga karena ini teknologi yang berbasis pada data, data yang didapat bisa saja belum sebanyak data yang ada di dunia ini, maka dari itu walaupun teknologi ini bisa dibilang canggih hampir setara manusia, namun masih perlu perkembangan agar lebih sempurna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun