KKN adalah sebuah fase dimana kegiatan ini akan dirasakan oleh setiap mahasiswa, sedikit menceritakan sebuah kisah dimana saat ini saya sedang mengalami fase tersebut. KKN menjadi salah satu keinginan saya waktu msh duduk dibangku sekolah dasar, karna waktu itu saya pernah diajar oleh mahasiswa KKN, makanya dari situ saya berkeinginan jika sudah dewasa nanti bisa seperti itu. Setelah masa kecil berlalu saat ini saya telah menjadi salah satu mahasiswa universitas islam negeri di daerah jawa Tengah yaitu di Purwokerto, terasa ngga nyangka menjadi mahasiswa kkn tapi ini suatu kenikmatan atas kebesaran Allah, doaku dimasa kecil Allah kabulkan saat ini. Saya akan menceritakan kisah kkn saya bersama sepuluh rekan saya selama 40 hari. Saya Ahmad Sonhaji salah satu mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto KKN 54 kelompok 165 yang menjalani kkn di desa Dukuhturi kecamatan Bumiayu kab. Brebes.
KKN kali ini saya bersama sembilan rekan saya diantaranya dua laki-laki dan delapan perempuan yaitu : Wahyudin, Atika, Safanah, Naila, Andina, Iin, Mila, Sinta, dan Lala, kemudian kami ditempatkan desa Dukuhturi kecamatan Bumiayu kabupaten Brebes Selatan yang mana ternyata ngga jauh dari tempat tinggalmu sendiri sendiri. Dalam kegiatan ini kuliah kerja nyata merupakan bentuk kegiatan yang bukan hanya sebagai tugas kuliah melainkan pengamplikasian ilmu atau gagasan pikiran kita sebagai mahasiswa, dan bukan hanya hal itu bagi saya pribadi KKN merupakan masa dimana kita sedang mengamalkan salah satu hadis Rasulullah yakni "khoirunnas anfauhum linnas yang maknanya sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain, menurut saya kegiatan KKN dilatih salah satunya untuk mengamalkan hadis tersebut dan mencari pengalaman disebuah masyarakat, karna nantinya setelah KKN kita akan dihadapkan dengan dunia yang sesungguhnya, untuk itu tujuan KKN adalah agar kita nantinya tidak kaget dengan dunia luar dan sudah terbiasa berkecimpung bersama masyarakat.
Disini saya akan sedikit berbagi pengalaman saya selama KKN di desa Dukuhturi yang berkenan dengan seni membaca Al-Quran atau yang biasa dikenal dengan Tilawah. Jadi kenapa saya ingin berbagi cerita tentang Tilawah ini yaitu karena saya ingat pesan dari dosen DPL sebelum KKN, kata beliau begini " sebisa mungkin kegiatan kalian selama KKN bisa berkelanjutan, artinya ada banyak manfaatny apalagi ketika kalian sudah tidak KKN lagi. Sebelumnya saya tidak percaya diri dengan mengadakanya latihan Tilawah ini dikegiatan KKN, kemudian saya melihat sumber daya masyarakat yang cukup paham dalam seni membaca Al-Quran ini saya beranikan mengadakan kegiatan tersebut, karna memang saya teringat dengan pesan dari dosen Dpl dan seperti hadis Rasulullah diatas, bagi kami banyak manfaatnya jika kegiatan ini diadakan serta menimbang dan melihat dari bacground kami sebagai mahasiswa universitas Islam Negri kiranya tepat.
Tilawah merujuk pada cara membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Ini melibatkan pemahaman terhadap tajwid (aturan bacaan yang benar) dan tafsir (penjelasan makna ayat). Tilawah bukan hanya sekedar membaca, tetapi juga mencakup pemahaman dan penghayatan terhadap isi Al-Quran. Tilawah Al-Qur'an bukanlah sekadar penampilan pembacaan Al-Quran, melainkan tuntunan yang dapat diresapi dan dihayati ayat-ayatnya melalui lagu dan nada tertentu. Adapun tujuan pembelajaran Quran dengan cara tilawah ini sebagai upaya memperbaiki atau membaguskan bacaan Al-Quran dengan baik dan benar bagi masyarakat sehingga terasa indah dan merdu terdengar apabila mereka melantunkan pembacaan ayat-ayat Al-Quran. Kegiatan ini kami laksana di Mushola Al-Muttaqien yang bertempat di Rt05/Rw05 Desa Dukuhturi yang diampu oleh bapak wiyono sebagai ketua RW sekaligus takmir Mushola tersebut.
Alhamdulillah kegiatan Tilawah banyak dukungan dan peminatnya, kegiatan ini dilaksanakan satu minggu dua kali pada hari senin dan jumat, waktunya habis asar sampe selesai, Tilawah ini banyak diikuti dari kalangan ibu-ibu bahkan yang sudah lansia. Setiap kegiatan Tilawah saya berangkat dari posko menuju mushola menggunakan motor dan membawa mushaf Al-Quran, sesampainya di Mushola kami mulai latihan bersama. Ada sebuah pengalaman menarik bagi saya, jadi ada sebuah ibu-ibu yang sangat lansia dia tertawa karena setiap membaca lagunya berbeda tidak seperti yang diajarkan, nah pada saat itu juga ibunya bilang " saya itu sudah tua jadi susah, disitulah suasana menjadi pecah dari yang disampaikan oleh ibu itu. Dari sini saya bangga dari kalangan ibu-ibu sudah lansia tapi semangat belajar Tilawah nya sangat luar biasa maka dari itu saya juga menjadi bersemangat ketika latihan bersama. Setelah latihan selesai saya segera pulang ke posko untuk bersiap-siap mengajar TPQ bersama rekan-rekan KKN yang lain. Itu saja sedikit cerita dan salah satu pengalaman kegiatanku selama KKN di desa Dukuhturi, semoga bermanfaat.
Biografi Penulis
Penulis lahir pada tanggal 14 Februari 2002 di Brebes. Penulis menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah pada tahun (2009-2014) , kemudian di SMP N 1 Tonjong pada tahun (2014-2016), lalu sekolah di SMK N 1 Tonjong pada tahun (2016-2019). Kemudian penulis melanjutkan study nya diperguruan tinggi Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto masih dalam proses. Penulis memiliki cita-cita menjadi Qori Internasional dan hobi main futsal. Selama penulis menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dikegiatan non-akademik sebagai anggota pengurus senat mahasiswa fakultas dan anggota pengurus PIQSI UIN SAIZU Purwokerto, serta pengalaman lomba yang dimiliki penulis dalam bidang seni membaca Al-Quran, dan penulis sekarang menjalani kegiatan disalahkan satu pondok pesantren di Purwokerto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H