Mau di bawa ke mana negeri ini?
Pesta demokrasi indonesia adalah suatu amanat dari prinsip berdemokrasi yang sudah di mulai pada orde lama tahun 1955, dan pada orde baru terjadi 6 kali pada tahun1971,1977,1982,1987,1992,1997 dan di era reformasi pada tahun 1999,2004,2009,2014, semua itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi bukti bahwa pemerintah sudah percaya  bahwa kita adalah insan yang memiliki power (kekuatan) dan hak untuk berpartisipasi dalam politik, baik dalam politik kekuasaan atauapun kenegaraan dan kita sama sama tau bahwa tak lama lagi akan  dilaksanakan kembali pemilu pada tahun 2019.
Pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden dengan penyelenggaraan secara serentak. maka...! dari empiris dan kepercayaan yang sudah kita dapatkan, bahwa mau di bawa kemana negeri ini..!, tergantung dari kita, bukan tergantung dari kemasyuran ulama ataupun pendeta, karna  negara indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 ,yang mengusung prinsip demokrasi  dalam sistem negara. sehebat hebatnya ulama, sehebat hebatnya pendeta ,itu hanya mampu mempengaruhi hukum.Â
Namun tidak bisa memberlakukan hukum dalam hal membuat aturan, karna yang memiliki power hukum tersebut hanyalah di tangan penguasa dan hari ini sudah memasuki masa kampanye yang menandakan akan di adakannya pesta demokrasi, pesta di mana semua politik kelas elite turun kebawah (akar rumput) demi mengubar janji janji.
Agar mendapatkan dukungan, semua itu tak patut di salahkan karna mereka belum ada kekuasaan untuk membuktikan janji janji mereka, walau kebanyakan semua janji itu jarang di berikan, ya itulah politik, dia tidak mengenal siapa kawan dan lawan, dia hanya mengenal ketika dia butuh maka lawanpun di jadikan kawan atau saling menjatuhkan antara kawan dan lawan, apalagi di kemajuan teknologi hari ini yang sangat mudah menyebar isu.
Jokowi hadir kepalu di anggap pencitraan pemilu, ada banyak cibiran yang mengatakan jokowi komunis, bahkan banyak pemberitaan di media online yang pada intinya mencibir pemerintahan jokowi, bukan hanya itu yang sekarang lagi hangat, berita ratna sarumpaet, karna dia tim sukses dari prabowo, kasus yang dia hadapi sekarang di sangkut pautkan dengan  prabowo, bahkan datangnya prabowo memenuhin undangan pertemuan dengan para pengusaha cina di jadikan cibir negatif "katanya anti komunis kok hadir di pertemuan orang komunis", bagi mereka yang cakap politik dan gak gaptek ,dia tau bahwa setiap informasi perlu di filter agar mendapatkan palidasi dalam informasi, akan tetapi apakah semua orang seperti itu ,
Menurut penulis tak semua orang yang beranggapan seperti itu ,mungkin termasuk penulis salah satunya. bahwa media sosial adalah hal yg sangat berpengaruh untuk mengubah menset perpolitikan  masyarakat ..? Itu pasti yang awalnya memilih untuk memberi kepercayaan kepada prabowo berbalik ke jokowi, begitupun sebaliknya, maka dari itu marilah kita menjadi masyarakat yang cerdas, yang mampu menyaring semua informasi dan memanfaatkan hak yang kita miliki sesuai dengan hati nurani.
Bahkan setiap umat beragama baik dia; islam,kristen,budha,hindu,khonghucu,katolik, pasti memiliki kriteria bagaimana sosok seorang pemimpin,dan itu mungkin bisa kita  jadikan sebagai tolak ukur  dalam menentukan pilihan ,karna satu suara kita hari ini menentukan mau di bawa kemana negeri ( indonesia )ini lima tahun kedepan.?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H