Tong kosong nyaring bunyinya : yang di maksud disini bukan berarti orang pandai berbicara tapi tidak mempunyai ilmu atau di sebut dalam sebuah kiasan (bisa berbuah tanpa ada pohonnya), yang di maksud adalah kurangnya kesadaran individu atau kalangan masyarakat lebih suka membuang sampah sembarangan dari pada membuang sampah pada tempatnya (tong sampah atau TPA).
Bahkan lebih banyak di antara kita yang membuang sampah sembarangan baik itu di bantaran sungai dan tempat-tempat lain yang dapat mengganggu umat manusia atau makhluk lainnya, baik secra pandangan maupun kesehatan.
Kemudian sebagian masyarakat atau umat manusia menganggap membuang sampah hannya hal yang spele atau sudah di anggap hal yang lumrah, dengan begini apakah kita sebagai umat manusia penghuni bumi ini tidak mencoba untuk memikirkan ke depannya apa yang akan terjadi dengan bumi kita!!
Banyak yang akan terjadi jika sampah bergelimpangan di mana-mana, contohnya saja rusaknya ekosistem air (laut, sungai dan sejenisnya), meluapnya aliran air (sungai atau sejenisnya) menyebabkan terjadinya kebanjiran, sampah juga tempat berkembang biak nyamuk sehingga manusia rentan dengan penyakit malaria dan lain sebagainya.
Contoh yang lain, tidak sedikit kita melihat botol AQUA kosong yang melayang keluar dari pintu kaca mobil di jalan lalu lintas, menjaga kebersihan di dalam mobil itu baik, tapi bisakah kalau sampah itu jangan di buang keluar dari mobil yang sedang melaju di jalan tol atau jalan umum. Tidak salah kalau sediakan kantong sampah di dalam mobil, setelah sampai di tempat tujuan kantong sampah tersebut bisa di buang ke tempat yang semestinya (toh sampah  atau TPA) yang di maksud disini tidak hannya pengendara roda 4 (empat) saja begipun pengendara yang lainnya.
Yang menjadi pertanyaan kenapa sih orang yang punya mobil bisa jaga kebersihan di dalam mobil mereka dan tidak begitu peduli dengan kebersihan di jalan tol atau jalan-jalan umum ? botol kosong yang beterbangan tidak hanya akan membuat mata sakit kalau pas kita ada di belakangan mobil mereka, tapi kemungkinan besar akan menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Yang di maksud disini bukan hanya lah pengendara roda empat saja tapi juga untuk pengendara roda dua dan lain sebagainya.
Sampah merupakan konsekuensi yang ada karena aktifitas manusia. Akan tetapi, manusia tidak menyadari bahwa setiap hari manusia menghasilkan sampah baik organik maupun anogranik. Kebanyakan orang tidak mau untuk mengolah sampah yang telah mereka hasilkan tersebut, karena mereka menganggap bahwa hal itu sah-sah saja untuk tidak di lakukan.
Oleh karena itu, peran serta setiap orang sangat di perlukan dalam mengatasi masalah sampah yang tak ada hentinya ini. Kita sebagai generasi penerus di bumi ini di harapkan untuk dapat mengolah sampah dengan baik dan benar agar tidak mencemari lingkungan.
Contohnya mendaur ulang sampah. Kegiatan mendaur sampah ini merupakan kegiatan yang cukup menarik. Karena kita tidak perlu membeli bahan-bahan yang baru untuk membuat suatu kerajianan, kita dapat memanfaatkan untuk membuat suatu kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi.
- Cara efektif mengurangi pesatnya perkembangan sampah yang bergelimpangan di mana-mana :
- Membuat suatu organisai atau kelompok masyarakat yang gemar dalam membuat suatu kerajinan.
- Membangun pabrik khusus untuk pengolahan atau mendaur ulang sampah, sehingga jadilah suatu barang yang siap di pasarkan yang bernilai ekonomis tinggi.
- Mensosialisasikan kepada masyarakat umum untuk menuju lingkungan yang bersih dari sampah dan sehat.
- Menanamkan jiwa peduli lingkungan pada masyarakat, dengan cara memberi pemahaman bahwa dampak dari sampah ini berpengaruh bagi kesehatan
Penyebab sampah sulit di kelola :
- Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami masalahm persampahan.
- Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
- Meningkatkan biaya operasi pengelolaan dan kontruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan.
- Kegagalan dalam daur ulang maupun pemanfaatan kembali barang bekas juga ketidakmampuan masyarakat dalam memelihara  barangnya sehingga cepat rusak, ataupun produk manufaktur yang sangat rendah mutunya, sehingga cepat menjadi sampah.
- Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H