Â
TINJAUAN KESEJAHTERAAN SOSIAL WARGA
Kesejahteraan sosial warga mencakup berbagai aspek, termasuk kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan sosial diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang mencakup harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan per kapita. Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2022, IPM Indonesia mencapai 72,29, yang menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, masih terdapat disparitas yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan sosial adalah akses terhadap layanan kesehatan. Di daerah yang menerapkan program kabupaten kKota sehat, masyarakat cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan. Sebagai contoh, di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, program ini berhasil menurunkan angka stunting hingga 30% dalam waktu tiga tahun (Dinas Kesehatan Sleman, 2023). Penurunan angka stunting ini menunjukkan bahwa kesehatan anak-anak, yang merupakan generasi penerus, sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan dan akses terhadap layanan kesehatan.
Selain kesehatan, faktor ekonomi juga berperan penting dalam kesejahteraan sosial. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi, yang berdampak positif terhadap pendapatan. Di Kota Bandung, misalnya, program Kabupaten Sehat yang diintegrasikan dengan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berhasil meningkatkan pendapatan keluarga hingga 40% dalam waktu dua tahun (Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan dan ekonomi saling berkaitan dan dapat saling mendukung dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Pendidikan juga merupakan komponen penting dalam kesejahteraan sosial. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang baik cenderung lebih memahami pentingnya kesehatan dan dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait gaya hidup mereka. Program pendidikan kesehatan yang dilakukan di kabupaten kota sehat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, gizi, dan sanitasi. Dengan meningkatnya pengetahuan ini, diharapkan masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan mereka.
Secara keseluruhan, kondisi kesejahteraan sosial warga sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan terintegrasi diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Program kabupaten kota sehat memberikan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dan kolaborasi antara berbagai sektor.
Â
KAITAN ANTARA KOTA SEHAT DENGAN KONDISI KESEJAHTERAAN SOSIAL WARGA
Kaitan antara program kabupaten kota sehat dan kesejahteraan sosial warga sangat erat. Program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan fisik, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan sosial secara keseluruhan. Misalnya, dengan adanya fasilitas sanitasi yang baik, masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup mereka.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa daerah yang menerapkan program Kabupaten/Kota Sehat mengalami penurunan angka kematian akibat penyakit menular. Di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, penerapan program ini berhasil menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan hingga 50% dalam waktu lima tahun (Dinas Kesehatan Bantul, 2023). Penurunan angka kematian ibu ini menunjukkan bahwa akses terhadap layanan kesehatan yang baik sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan sosial keluarga.