Sebagai pecintalingkungan, saya, Ahmad Saputra, percaya bahwa harmoni antara manusia dan alamadalah kunci untuk keberlanjutan. Salah satu upaya kecil namun bermakna yangsaya lakukan adalah aksi pembagian bibit pohon dan penanaman pohon buah dihutan Teweh Selatan, Barito Utara, Kalimantan Tengah. Kegiatan ini bertujuanuntuk menciptakan koeksistensi harmonis antara satwa liar, khususnya kalawet,dan petani transmigran di kawasan tersebut, dengan harapan dapat mengurangikonflik antara keduanya dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta ekonomilokal.
Tantangan Konflik Manusiadan Satwa Liar
Kalawet adalah salah satusatwa liar yang sering kali muncul di sekitar lahan pertanian, terutama dikawasan hutan atau wilayah penyangga. Satwa ini, meskipun kecil dan terlihatjinak, kerap menjadi "tamu tak diundang" yang dianggap merugikan. Kehadiranmereka sering dipandang sebagai ancaman oleh para petani, karena tanamanpertanian, seperti buah-buahan dan hasil kebun lainnya, kerap menjadi sasaranutama mereka.
Bagi para petani,terutama petani transmigran yang datang ke kawasan ini, lahan pertanianmerupakan harapan untuk membangun kehidupan baru yang lebih baik. Merekamembawa cita-cita besar untuk meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitasbercocok tanam. Namun, mimpi itu sering kali terganggu oleh konflik dengansatwa liar, termasuk kalawet. Satwa ini, yang sebenarnya memiliki peran pentingdalam ekosistem, justru dipandang sebagai hama karena merusak tanaman.
Di sisi lain, kalawetsendiri menghadapi tantangan besar akibat berkurangnya habitat alami mereka.Pembukaan lahan untuk pertanian dan aktivitas manusia lainnya menyebabkan hutanyang menjadi tempat tinggal mereka semakin menyusut. Hal ini memaksa merekakeluar dari habitat aslinya dan mencari sumber makanan di kebun-kebun warga.Akibatnya, konflik antara manusia dan satwa liar tidak dapat dihindari.
Selain itu, sebagianbesar petani transmigran mungkin belum memahami pentingnya menjaga keseimbanganantara aktivitas manusia dan keberlangsungan ekosistem. Dalam banyak kasus,tindakan pencegahan konflik lebih sering mengandalkan cara-cara yang merugikansatwa liar, seperti memasang jebakan atau bahkan membunuh satwa yang masuk kekebun. Tindakan ini tentu memperburuk kondisi populasi satwa liar yang sudahterancam.
Oleh karena itu,tantangan konflik ini membutuhkan pendekatan yang lebih holistik. Solusiseperti edukasi kepada petani mengenai pentingnya keberlanjutan ekosistem,penerapan teknologi ramah lingkungan untuk melindungi tanaman, sertarehabilitasi habitat satwa liar dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selainitu, dukungan dari pemerintah dan organisasi lingkungan sangat diperlukan untukmenciptakan harmoni antara kebutuhan manusia dan kelangsungan hidup satwa liar.
Konflik antara manusiadan satwa liar, seperti yang terjadi antara petani dan kalawet, sejatinyaadalah cerminan dari tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam menjagakeseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Dengan pendekatan yang bijakdan kolaboratif, harapan untuk mencapai harmoni antara keduanya tetap dapatdiwujudkan.
Solusi Pohon Buah untuk Satwa dan Manusia
Pada 6 Desember 2024,saya bersama kelompok tani Desa Trahean melaksanakan aksi lingkungan berupapenanaman puluhan bibit pohon buah, seperti rambutan, durian, nangka, danalpukat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan semangat gotong royong yangmelibatkan masyarakat setempat, yang sudah mulai menyadari pentingnya menjagakeseimbangan antara aktivitas manusia dan kelangsungan hidup satwa liar.Bibit-bibit pohon tersebut ditanam di sekitar hutan dan kebun warga, lokasiyang strategis sehingga kalawet dan satwa liar lainnya dapat mengakses sumbermakanan alami mereka tanpa harus memasuki area pertanian milik warga.
Untuk memastikankeberhasilan pertumbuhan pohon, sistem adopsi pohon diterapkan. Setiap petaniyang mengadopsi pohon bertanggung jawab merawatnya selama masa pertumbuhan awaldua tahun, agar pohon-pohon tersebut dapat tumbuh dengan kuat dan tidak mati. Langkahini diharapkan dapat mengatasi konflik yang sering terjadi antara petani dansatwa liar, khususnya kalawet, yang selama ini kerap merusak hasil pertanian.Dengan menyediakan sumber makanan alternatif bagi satwa liar di habitat alamimereka, diharapkan intensitas gangguan terhadap lahan pertanian akan berkurang.
Inisiatif ini jugamemberikan dampak jangka panjang yang positif bagi lingkungan. Selainmenyediakan makanan bagi satwa liar, pohon-pohon yang ditanam berfungsi sebagaipelindung ekosistem. Akar pohon membantu mencegah erosi tanah dan menjagakelembapan lahan, sementara daun dan cabangnya memberikan naungan serta tempatberlindung bagi berbagai jenis fauna. Kehadiran pohon buah juga memperkayakeanekaragaman hayati, menciptakan ekosistem yang lebih seimbang dan produktifdi sekitar kebun dan hutan.
Dari sisi ekonomi,kegiatan ini juga membawa manfaat bagi masyarakat setempat. Ketika pohon-pohonbuah mulai berbuah, hasil panen tidak hanya dapat dinikmati oleh satwa liar,tetapi juga oleh warga desa. Buah-buahan yang melimpah dapat dimanfaatkan untukkonsumsi pribadi, dijual di pasar lokal, atau diolah menjadi produk bernilaitambah seperti jus, selai, atau manisan. Dengan demikian, penanaman pohon buahini tidak hanya menjadi solusi ramah lingkungan, tetapi juga mendukungketahanan pangan dan perekonomian masyarakat.
Selain manfaat praktis,aksi lingkungan ini juga memiliki nilai edukatif. Masyarakat yang terlibatlangsung dalam proses penanaman memperoleh wawasan baru tentang pentingnyamenjaga harmoni antara manusia dan alam. Anak-anak dan generasi muda yang ikutserta diajak memahami bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawabpemerintah atau organisasi tertentu, tetapi juga kewajiban bersama yang harusdimulai dari lingkup terkecil, yaitu desa.
Keberhasilan program inimembutuhkan dukungan berkelanjutan. Kelompok tani Desa Trahean telahberkomitmen untuk merawat bibit pohon hingga tumbuh besar dan berencanamelibatkan lebih banyak pihak, seperti pemerintah daerah, lembaga swadayamasyarakat, dan sektor swasta, untuk memperluas program ini ke desa-desa lainyang menghadapi masalah serupa. Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan solusiini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di berbagai wilayah lain diIndonesia, terutama di kawasan yang berbatasan dengan habitat satwa liar.
Melalui langkah kecilini, kami berharap dapat menciptakan perubahan besar, sebuah harmoni di manamanusia dan satwa liar dapat hidup berdampingan, berbagi ruang dan sumber dayatanpa saling merugikan. Pohon buah yang kami tanam bukan sekadar tanaman, tetapisimbol komitmen kami untuk masa depan yang lebih baik, baik bagi manusia maupunkelestarian alam.
Manfaat Ekologis danSosial Menanam Harapan untuk Masa Depan
Pohon-pohon buah yangditanam di Desa Trahean membawa manfaat luar biasa, baik secara ekologis maupunsosial. Dalam jangka panjang, pohon-pohon ini tidak hanya memberikan peneduhyang nyaman tetapi juga menyediakan hasil buah yang bisa dinikmati oleh masyarakatdesa. Kehadiran pohon-pohon tersebut membantu meningkatkan tutupan hijau,memperbaiki kualitas udara, dan mengurangi dampak degradasi lingkungan. Secaraekologis, pohon buah ini menciptakan habitat baru bagi satwa liar sepertikalawet, sekaligus menjadi solusi konkret untuk mengurangi konflik antaramanusia dan satwa liar.
Keanekaragaman hayatiIndonesia menghadapi ancaman serius akibat degradasi habitat, perburuan liar,dan dampak perubahan iklim. Kehilangan spesies penting seperti kalawet tidakhanya berdampak pada ekosistem tetapi juga mengganggu keseimbangan lingkunganyang mendukung kehidupan manusia. Pohon-pohon buah yang ditanam tidak hanyamembantu menjaga keseimbangan ekosistem tetapi juga berkontribusi dalam upayamitigasi perubahan iklim dengan menyerap gas rumah kaca seperti CO2 dan CH4.
Langkah sederhana sepertireforestasi dan pelestarian habitat merupakan bagian dari solusi besar untukmengatasi tantangan lingkungan di Indonesia. Negara ini dikenal sebagai salahsatu pusat keanekaragaman hayati terbesar di dunia, tetapi deforestasi daneksploitasi berlebihan terus mengancam kekayaan biodiversitasnya. Aksi sepertipenanaman pohon buah ini adalah contoh nyata bagaimana pelestarian lingkungandapat dilakukan di tingkat lokal, dengan dampak yang signifikan untuk masadepan.
Sebagai bagian dari upayayang lebih luas, kegiatan ini juga sejalan dengan diskusi yang sering kalidiangkat dalam "Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan NationalGeographic Indonesia." Forum ini menjadi wadah strategis untuk menggalang kolaborasiberbagai pihak dan mencari solusi inovatif dalam menjaga keanekaragaman hayatiIndonesia.
Selain manfaat ekologis,aksi ini juga membawa dampak sosial yang positif. Masyarakat desa tidak hanyamendapatkan manfaat ekonomi dari hasil buah yang dapat dikonsumsi atau dijual,tetapi juga terlibat langsung dalam proses pelestarian lingkungan. Melaluikolaborasi antara petani, pemerintah daerah, dan komunitas lokal, aksi inimenjadi simbol harapan dan komitmen bersama untuk menjaga alam.
Harapan terbesar darikegiatan ini adalah menciptakan harmoni antara manusia dan alam. Konflik antaramanusia dan satwa liar bukanlah masalah tanpa solusi. Dengan pendekatan yangmenekankan kerja sama dan keberlanjutan, kita dapat menciptakan lingkungan dimana manusia dan satwa liar hidup berdampingan. Pohon-pohon buah yang ditanambukan hanya solusi jangka pendek untuk mengatasi konflik, tetapi juga investasiuntuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Aksi ini adalah langkahkecil namun penting menuju masa depan yang lebih seimbang, di mana manusia,satwa liar, dan alam saling mendukung untuk menciptakan keberlanjutan yangnyata. Dengan semangat gotong royong dan komitmen terhadap pelestarianlingkungan, Desa Trahean menunjukkan bahwa perubahan besar selalu dimulai daritindakan kecil yang penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H