Mohon tunggu...
Ahmad Sakti
Ahmad Sakti Mohon Tunggu... -

luwes aja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yakuzapu Ikut Membantu di Jepang

20 Maret 2011   06:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Gempa 9 skala richter yang menguncang Jepang telah mengakibatkan
lebih dari 18 ribu jiwa menjadi korban. Data sementara menunjukkan 7.197 jiwa
dipastikan meninggal dunia, sementara 10.905 lainnya resmi dinyatakan hilang.

Kehilangan sanak saudara, handai tolan pun dirasakan kelompok mafia Jepang atau
dikenal dengan nama Yakuza. Terkadang kondisi terburuk membuat orang melakukan
hal yang baik.

Tak lama berselang setelah gelombang tsunami menerjang, dua kelompok besar
Yakuza bergerak menjadikan kantor mereka sebagai basis untuk distribusi makanan,
air dan selimut. Barang-barang tersebut langsung dikirmkan melalui dua truk
besar ke daerah terkena bencana.

Sehari setelah gempa, Inagawa-kai, kelompok Yakuza ketiga terbesar di Jepang
mengirimkan dua puluh lima truk dengan kapasitas masing-masing empat ton yang
mengangkut popok kertas, ramen (sejenis mie) instant, baterai, lampu pijar,
minuman dan kebutuhan sehari-hari lainnya ke daerah Tohoku.

Eksekutif Sumiyoshi-kai, kelompok Yakuza kedua terbesar bahkan menawarkan
pengungsian bagi warga asing. Sementara Yamaguchi-gumi, kelompok Yakuza terbesar
di negara sakura itu juga membuka kantor di seluruh negara serta mengirimkan
kebutuhan kepada korban secara diam-diam.

Inagawa-kai merupakan kelompok yang paling aktif karena memiliki akar kuat pada
daerah bencana. Inagawa-kai memblokade jalanan di Tokyo guna mengirimkan 50 ton
perbekalan ke Hitachinaka City Hall, prefektur Ibaki, pada tengah malam tanggal
12 maret hingga pagi hari 13 maret 2011. Pengiriman tersebut tanpa menyebutkan
pengirim karena takut adanya penolakan dari para korban.

Inagawa Kai mengirimkan 70 truk ke Ibaraki dan Fukushima yang memiliki tingkat
radiasi nuklir tinggi. Secara keseluruhan, kelompok itu telah menggerakan barang
kebutuhan sebesar 100 ton ke Tohoku. Mereka mengirimkan bantuan tanpa
perlindungan apapun.

Angota Yamaguchi-gumi  mengatakan pihaknya tidak ingin disebutkan sebagai
pengirim guna menghindari penolakan dari korban. "Saat ini tidak ada seorang pun
yang ingin diasosiasikan dengan kami, dan kami tidak suka jika bantuan kami
ditolak," kata anggota Yakuza itu seperti dilansir dari laman the Daily Beast.
Salah satu anggota lain juga berkata, "Saat ini, tidak ada yakuza atau katagi
(warga biasa) atau gaijin (orang asing) di Jepang sekarang. Kami adalah Jepang
semua. Kita semua perlu membantu satu sama lain."

Bagi anda yang tak kenal dengan Yakuza, mungkin akan terkaget-kaget pada
awalnya. Tapi kegiatan filantropi ini sudah dimulai sejak tahun 1995 ketika
gempa Kobe terjadi. Yamaguchi-gumi adalah pihak yang paling sigap tanggap
bencana menyerahkan bantuan kepada korban ketika itu. Bantuan tersebut juga
dibayar dengan dana yang mereka kumpulkan dari orang-orang di sekitar gempa.

Membingungkan memang. Siapa menyangka Yakuza yang sehari-hari melakukan praktek
ilegal seperti mengumpulkan uang kemanan, pemerasan, dan kekerasan, bisa
melakukan kegiatan kemanusiaan seperti ini. Meski begitu, sejak pasca perang
Jepang, Yakuza berperan penting dalam menciptakan keamanan di negeri sakura.

Tapi tetap diingat Yakuza merupakan organisasi kriminal, dan mereka memiliki
cara sendiri untuk menekan tingkat kriminalitas. Penduduk Jepang sendiri saat
ini masih mengagumi dan menenggang aksi Yakuza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun