Psikologi kepribadian adalah bidang yang menarik dan kompleks yang mempelajari pola-pola perilaku, pemikiran, dan emosi manusia. Salah satu teori yang telah meresap dalam pemahaman kita tentang manusia adalah Teori Kehidupan Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow. Teori ini, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1943, telah menjadi salah satu konsep paling berpengaruh dalam psikologi kepribadian. Dalam artikel ini, kita akan membahas latar belakang Abraham Maslow, pengembangan teorinya, dan implikasi praktis dari konsep Hierarki Kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Abraham Harold Maslow lahir pada 1 April 1908, di Brooklyn, New York, dari keluarga imigran Yahudi yang miskin. Kehidupan masa kecilnya yang sulit memberikan Maslow wawasan yang unik ke dalam kebutuhan dan motivasi manusia. Pengalaman ini mungkin menjadi dasar pemikirannya tentang kebutuhan dasar manusia dan pengembangan hierarki kebutuhan.
Maslow menunjukkan minat awal dalam psikologi dan ilmu perilaku. Dia mendapatkan gelar sarjana dari City College of New York dan melanjutkan studinya di Universitas Wisconsin. Di sini, dia bekerja di bawah bimbingan ahli psikologi terkenal, Harry Harlow, yang sangat memengaruhi perkembangannya dalam psikologi kepribadian.
Maslow memperoleh gelar master dan doktor dalam psikologi dan kemudian mengajar di beberapa universitas, termasuk Brooklyn College dan Brandeis University. Sementara di Brandeis, Maslow terus mengembangkan pemikirannya tentang motivasi dan kepribadian, membentuk dasar untuk teori Hierarki Kebutuhan.
Teori Hierarki Kebutuhan
Teori Kehidupan Hierarki Kebutuhan Maslow pertama kali diperkenalkan dalam artikelnya yang terkenal "A Theory of Human Motivation" pada tahun 1943. Namun, teori ini lebih diperinci dalam bukunya yang berjudul "Motivation and Personality" pada tahun 1954. Maslow menyusun teorinya menjadi lima tingkatan kebutuhan yang membentuk hierarki, yang diurutkan dari kebutuhan paling dasar hingga yang paling tinggi.
Tingkatan pertama dalam hierarki kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis. Ini mencakup kebutuhan dasar seperti makanan, air, tidur, dan perlindungan dari elemen-elemen lingkungan. Menurut Maslow, kebutuhan ini harus dipenuhi terlebih dahulu karena mereka menjadi dasar bagi kelangsungan hidup.
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, individu bergerak ke tingkatan berikutnya, yaitu kebutuhan keamanan. Ini mencakup keinginan untuk merasa aman dan dilindungi, baik fisik maupun emosional. Kebutuhan ini mencakup perlindungan dari bahaya, stabilitas finansial, dan keamanan pekerjaan.
Tingkatan ketiga dalam hierarki adalah kebutuhan sosial. Ini mencakup keinginan untuk memiliki hubungan sosial yang bermakna. Manusia adalah makhluk sosial, dan kebutuhan ini mencakup kasih sayang, persahabatan, dan hubungan interpersonal positif lainnya.
Setelah kebutuhan sosial, individu mencari pengakuan dan harga diri. Ini melibatkan kebutuhan akan penghargaan dari orang lain dan dari diri sendiri. Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua kategori: penghargaan dari orang lain (status, pengakuan, prestise) dan penghargaan dari diri sendiri (prestasi, kompetensi, otonomi).
Tingkatan puncak dalam hierarki kebutuhan Maslow adalah kebutuhan aktualisasi diri. Ini adalah dorongan untuk mencapai potensi penuh dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Maslow mendeskripsikan kebutuhan ini sebagai dorongan untuk berkembang dan tumbuh secara pribadi, mengejar tujuan yang bermakna, dan mengeksplorasi potensi kreatif.