Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Trip

Arbain Walk dari Allahyarham ke Amirul Mukminin (3)

20 September 2024   14:37 Diperbarui: 20 September 2024   14:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, dari penginapan ke haram Imam Husain dan Abu Fadhl Abbas cukup dekat sehingga bisa bolak balik ziarah. Jika pagi hari ke haram kemudian kembali ke penginapan. Siang atau sore muncul keinginan untuk kembali ke haram lagi. Kembali berdesakan menuju area makam Al-Husain dan Abu Fadhl Abbas. Jika siang hari ke haram, malam hari ada keinginan untuk ke haram lagi. Seperti magnet. Itulah yang terasa. Meski berdesakan, beradu body dan terseret arus orang-orang di haram, tidak kapok. Ingin lagi ziarah kembali ke haram untuk ziarah.    

Masih di Karbala, guru kami memandu ziarah ke Al-Mukhayyam, yang menjadi lokasi kemah-kemah Keluarga Rasulullah saw. Pada tempat tersebut, Sayyidah Zainab dan keluarga Al-Husain menjadi saksi tragedi 10 Muharram. Lokasinya berada di sekitar Haram Al-Husain. Dalam haram, ada jejak tempat dipenggalnya Al-Husain oleh Syimr bin Dzil Jausyan.

Saat berkeliling di area haram, sejarah tragedi Karbala membayangi pikiran. Rekonstruksi peristiwa asyura hadir menghiasi ziarah. Terbayang bagaimana duka nestapa menimpa keluarga Rasulullah saw. Derita bertambah kala Sayyidah Zainab, Imam Ali Zainal Abidin, putri-putrinya digiring musuh menuju Suriah. Kepala Al-Husain dan sahabat-sahabatnya yang gugur ditancapkan pada tombak. Diarak menuju Kufah kemudian Damaskus (Syam). Diperkirakan 1032 km. 

Setelah sampai di istana Yazid bin Muawiyyah (penguasa yang menjadi dalang dari tragedi Karbala), kafilah keluarga Rasulullah saw kembali lagi ke Karbala, yang bertepatan hari ke 40 dari peristiwa asyura. Imam Ali Zainal Abidin menyatukan tubuh dan kepala ayahnya, Al-Husain, dan menguburkannya.

Bertepatan dengan hari ke 40 itu, sahabat Jabir Al-Anshari tiba di Karbala dan menziarahinya. Perjalanan menuju Karbala untuk menziarahi cucu Rasulullah saw ini menjadi momentum long march. Tiap tahun, dari 10 Muharram hingga 20 Shafar, para pecinta Ahlulbait berdatangan dengan jalan kaki menuju makam Al-Husain as.

ahmadsahidin.doc
ahmadsahidin.doc

Longmarch arbain menjadi upaya untuk merasakan betapa pedih, getir dan tersiksanya keluarga Al-Husain cucu Rasulullah saw oleh musuh. Mereka sabar dan tawakal. Bolak balik dari Karbala ke Syam. Dari Syam kembali ke Karbala. Dengan jalan kaki dan kuda-kuda tanpa pelana. Dihina dan diperlakukan sewenang wenang. Sejarah mengisahkan penderitaan Ahlulbait Rasulullah saw menjadi modal lahirnya gerakan kemanusiaan dan perlawanan pada kezaliman serta hadirnya para pejuang Islam yang bergerak dalam gerakan pembelaan pada keluarga Rasulullah saw yang dikomandani Mukhtar Tsaqafi. 

Dari longmarch ini bisa diambil hikmah bahwa umat Islam perlu belajar dari keluarga Rasulullah saw dalam sikap, moral dan kesabaran dalam menanggung derita yang menderanya. Kemudian dengan kesadaran bersama jamaah, segala keterbatasan akan sirna dan menjadi kekuatan umat. Dari Karbala harusnya umat Islam dunia sadar bahwa kini ada Karbala modern yakni Palestina yang menunggu gerakan bersama melawan kezaliman. Ini harusnya dilakukan umat Islam.

Perjalanan selanjutnya ke Najaf. Bergerak menggunakan kendaraan bus menuju Samarra dan Kazhimain. Di Kazhimain menziarahi Imam Musa Kazhim as dan Imam Muhammad Taqi as. Antara Samarra dan Kazhimain berziarah kepada Sayyid Muhammad bin 'Ali al-Hadi. Di Samarra menziarahi Imam Ali Al-Hadi as, Imam Hasan Askari as, Bunda Hazrat Narjis, Bibi Hazrat Hakimah, dan Sardab Imam Zaman (goa tempat gaib Imam Mahdi). Area Samarra cukup jauh dari parkir bus. Banyak bangunan bekas tembakan. Temboknya seperti bekas hancur. Kabarnya area Samarra, tempat dikebumikan Imam Hasan Askari dan Ali Al-Hadi, ini pernah diserang ISIS hingga kubah emas pun hancur. Tidak lama kemudian dibangun kembali dengan biaya dari para pecinta Ahlulbait. (bersambung) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun