Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sang Intelijen Nabi

27 Oktober 2023   01:00 Diperbarui: 27 Oktober 2023   01:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ABBAS bin Abdul Muthalib adalah paman Rasulullah saw. Sebelum memeluk Islam, Abbas mengurus kemakmuran Ka'bah dan melayani minuman para jamaah haji.

Abbas dilahirkan tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah. Ibunya bernama Natilah binti Khabbab bin Kulaib dan ayahnya adalah Abdul Muthalib, seorang tokoh penting di Makkah yang disegani orang-orang Arab.

Sebuah riwayat mengisahkan bahwa saat Abbas masih anak-anak pernah hilang. Kemudian ibunya bernazar, kalau puteranya itu ditemukan ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tidak lama kemudian Abbas ditemukan. Ibunya pun menepati nazamya sehingga Ka'bah dihiasi dengan kelambu sutra. Ibunya dikenal dengan panggilan Ummul Fadhal karena anak sulungnya bemama Fadhal berwajah tampan. Abbas juga kadang dipanggil Abu Fadhl.

Abbas bin Abdul Muthalib termasuk orang Islam yang tidak menampakan keislamannya secara terbuka. Abbas menjadi Muslim secara sembunyi-sembunyi sehingga para pembesar Quraisy Makkah masih menganggap Abbas seorang penyembah berhala.

Sebelum hijrah ke Madinah, Abbas yang mengadakan pertemuan dengan orang-orang Yathrib (Madinah) yang kemudian meminta mereka agar berbaiat dan berjanji untuk menjaga keponakannya dari musuh-musuh. Setelah terjadi ikatan perjanjian antara Nabi Muhammad saw dengan orang-orang Yathrib, Abbas tetap tidak menampakan keislaman seperti orang-orang Islam lainnya.

Ketika umat Islam hijrah, Abbas tetap berdiam di Makkah. Di Mekkah inilah diam-diam Abbas senantiasa mengirimkan informasi berkaitan dengan orang-orang Makkah yang memusuhi Rasulullah saw.

Dalam Perang Badar, perang besar pertama antara pasukan Islam melawan kafir Quraisy Makkah, Abbas berada dalam barisan musuh. Rasulullah saw sendiri mengetahui kalau pamannya berada dipihak musuh.

Sebelum terjun dalam pertempuran, Rasulullah saw kepada para sahabat dan pasukannya berkata, "Aku tahu ada orang-orang dari Bani Hasyim dan lainnya yang terpaksa berperang. Mereka tidak mempunyai kepentingan untuk memerangi kami. Siapa di antara kalian yang menjumpai mereka, orang-orang dari Bani Hasyim, janganlah dibunuh; siapa yang menjumpai Abbas bin Abdul Muththalib, janganlah dibunuh karena ia keluar berperang karena terpaksa."

Dalam Perang Badar, Abbas berhasil ditawan oleh Ka'ab bin Amr. Rasulullah saw bertanya, "Ya Abal Yusr, bagaimana kau bisa menawan Abbas?"

"Ya Rasulullah, aku dibantu oleh seorang yang belum pernah kulihat sebelum dan sesudah itu," jawab Abul Yusr.

"Kau dibantu oleh seorang malaikat yang pemurah," sabda Rasulullah saw.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun