Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Review Buku Psikologi Agama

13 Juni 2021   14:57 Diperbarui: 13 Juni 2021   15:07 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmadsahidin12/dokpri


Menguasai disiplin ilmu itu penting. Memiliki kecakapan ilmu akan membuat langkah gerak bisa terencana dengan baik, termasuk aspek praktisnya. Amat jarang ditemui orang Indonesia yang punya kecakapan aneka disiplin ilmu. Mungkin masih bisa dihitung dengan jari, Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat) di antaranya. Kalau dicek karya tulis, seminar, dan pengajian yang disampaikan oleh Kang Jalal tampak beraneka disiplin ilmu dan beragam tema. Meski latar belakang pendidikan dari ilmu komunikasi, tetapi fasih bicara khazanah ilmu-ilmu agama seperti hadis, tafsir, ushul fiqh, kalam, dan tasawuf. Kemudian disiplin ilmu filsafat, politik, neurosains, hukum Islam, psikologi, dan lainnya.

Berkaitan dengan karya tulis berupa buku, saya perhatikan ada buku-buku yang cukup serius ditulis Kang Jalal. Maksud serius yaitu tema dan uraian yang disajikan berupa ilmiah disertai banyak rujukan akademik terkait dengan bidang tersebut. Memang tidak serenyah buku bertema keislaman yang dikupasnya.

Buku karya Kang Jalal yang menurut saya kurang renyah (karena saya tidak menekuni secara khusus sehingga sulit dicerna) yakni buku Psikologi Komunikasi, Metode Penelitian Komunikasi, dan Psikologi Agama. Buku yang disebut terakhir ini adalah karya yang masuk kategori akademik dan memperlihatkan kecakapan Kang Jalal dalam bidang psikologi dan agama.

Buku berjudul "Psikologi Agama: Sebuah Pengantar" diterbitkan Mizan tahun 2005 dan sudah tiga kali cetak. Tebal buku 248 halaman yang terbagi dalam lima bab. Di antaranya Apakah agama itu? Agama dan ilmu pengetahuan, Psikologi dan agama, Psikologi versus agama, psikologi pro agama, dan ditutup dengan kepustakaan disertai indeks. Silahkan cek bagian indeks bertaburan istilah filsafat, psikologi, nama-nama filsuf dan psikolog maupun psikiater dari Barat.

Sayang sekali buku ini tidak menyajikan kajian dari tokoh-tokoh Islam yang menekuni bidang psikologi? Pertanyaannya: apakah ada yang piawai dan ahli bidang tersebut pada kalangan Muslim, baik masa klasik maupun modern? Sosok Ibnu Sina (980-1037 M.) dianggap punya karya tulis yang relevan dengan psikologi yakni kitab Akhwal An-Nafs Risalah fi An-Nafs wa Baqaiha wa Maadiha.

Memang pada buku Psikologi Agama ini sempat disebut sosok Muhammad Iqbal, filsuf Muslim Pakistan, tetapi hanya dijadikan contoh sebagai orang yang dapat pencerahan dari Alquran manakala dibaca penuh penghayatan. Sedangkan pemikiran Iqbal tentang psikologi tidak ada. Apakah dari Iqbal tidak ada percik psikologi agama? Nah, ini harus dilanjutkan risetnya oleh washi dari Kang Jalal.

Kembali pada buku Psikologi Agama bahwa Kang Jalal sekilas berhasil meringkaskan kajian psikologi agama yang belum banyak oleh orang Indonesia dikajinya. Memang ada buku bertema tersebut karya penulis dalam negeri, tetapi tidak melingkupi isu yang fenomenal seperti ateisme, anti agama, dan postmodernisme.

Di buku Psikologi Agama ini ternyata ada ilmuwan dan psikolog Barat dengan pernak pernik kajian psikologi yang pro agama, bahkan menjadi bingkai saat memberikan pandangan pada mereka yang menjadi objek dari terapi. Kemudian perdebatan sains dan agama juga disajikan dengan paparan bernas dan menukik pada inti persoalan dua disiplin tersebut.

Kang Jalal memuat pikiran Nietszche, James, Jung, Freud, Skinner, Einstein, De Chardin, Pfiser, Vetter, Leuba, dan lainnya. Mereka ini mempunyai pandangan psikologi, filsafat, dan agama. Di antara mereka ada yang menerima pandangan agama, bahkan ada yang menolaknya. Asyik membaca pergulatan Einstein, Nietszche, Freud, dan lainnya. Benar-benar dibawa merambah pada khazanah, yang saya tidak mengira ternyata dikalangan Barat bahwa orang yang beragama pun dinamis. Bahkan orang yang tidak beragama pun memiliki problem tersendiri. Tentu ini menarik dibaca dan dijadikan bahan diskusi yang serius maupun santai.

Dari buku Psikologi Agama ini saya dapat ringkasan pemikiran dari para tokoh Barat tentang psikologi dan agama serta hubungan di antara keduanya. Tidak mudah mengambil pokok pikiran dari karya tokoh akademik dari karya aslinya. Kang Jalal piawai dalam mengemasnya dengan kalimat yang to the point sehingga pembaca dapat kemudahan untuk mengenal dan (coba) memahami psikologi agama. Tanpa harus mengakses buku-buku akademik karya tokoh-tokoh Barat, yang kadang bahasanya pun susah untuk dimengerti. Kang Jalal dalam buku Psikologi Agama ini telah menjadi penghubung pembaca (Indonesia) dengan tokoh akademik di luar negeri.

Sebelum menutup ulasan buku, saya kutipkan kalimat yang layak direnungkan. Pertama (halaman 209) "Kita harus menilai agama bukan dari asal usulnya, melainkan dari hasilnya dalam kehidupan orang-orang yang menjalankan agamanya secara mendalam." Kedua (halaman 225-226) "Secara umum, kesalehan dan seringnya mengikuti kegiatan agama, baik sendirian maupun bersama, berhubungan dengan kesehatan mental yang lebih baik." Selanjutnya ketiga (halaman 227) "... orang yang beragama lebih sehat daripada orang yang tidak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun