Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ulasan Buku "Afala Taqilun, Tidakkah Kamu Berpikir" (1)

9 Februari 2020   10:11 Diperbarui: 10 Februari 2020   15:17 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kitab Allah tidak akan bisa dipahami kecuali dengan Sunnah Nabi, sebagaimana Kitab Allah dan Sunnah Nabi tidak akan bisa dipahami kecuali oleh Keluarga Nabi. Demikian pernyataan Muhammad Tijani Samawi dalam buku Afala Taqilun: Tdakkah Kamu Berpikir, halaman 150.

Buku tersebut merupakan terjemahan dan diterbitkan Nuansa Cendekia Bandung tahun 2020. Buku aslinya terbit tahun 2015. Tebal buku 268 halaman. Penulisnya seorang doktor lulusan Universitas Sorbone Perancis dengan disertasi tentang Nahjul Balaghah.

Syaikh Tijani awalnya seorang penganut fikih Maliki dan berakidah Ahlussunnah. Selama tiga tahun menekuni kajian mazhab Syiah hingga diskusi dengan marja taklid (ulama mujtahid dari Irak) Sayyid Khui dan Sayyid Baqir Shadr. Akhirnya setelah membandingkan antara mazhab-mazhab yang ditekuninya, berkesimpulan Syiah Imamiyyah yang terkenal sebagai pengikut Ahlulbait Rasulullah saw merupakan mazhab yang haq dan kuat dengan dalil.

Selanjutnya ia menjadi pengikut Ahlulbait sampai sekarang. Mungkinkah beralih mazhab lagi? Nah, kita lihat saja kabarnya. Maklum Syaikh Tijani ini seorang peneliti dan tekun dalam melakukan kajian ilmiah.

Di Tunisia, tanah kelahiran sekaligus tempat tinggalnya, Syaikh Tijani berceramah menyebarkan Ahlulbait dan menjawab isu atau fitnah yang ditujukan pada mazhab Syiah dan pengikutnya. Bahkan menulis buku sampai duabelas judul dan beberapa sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Di antaranya (1) Bertanyalah kepada Ahlinya; (2) Akhirnya Kutemukan Kebenaran (Spiritual Traveller); (3) Bersama Orang-orang Benar; (4) Mazhab Alternatif: Perbandingan Syiah dan Sunnah; (5) Asy-Syiah Hum Ahlussunnah; dan (6) Afala Taqilun: Tidakkah kamu Berpikir. Buku yang terakhir ini, yang saya baca.

Buku Afala Taqilun ini, mungkin bisa disebut catatan pengalaman dan pendapat Syaikh Tijani, menguraikan terkait pergaulan dan interaksi sekaligus respons dari orang-orang non Syiah terhadapnya. Diungkap pula kemelut Timur Tengah dan jaringan politik Ikhwanul Muslimin mulai dari Tunisia, Suriah hingga Mesir masa Muhammad Mursi berkuasa. Lagi-lagi orang Islam yang menganut Syiah menjadi korban dari kekerasan, bahkan dibunuh secara keji.

Dikisahkan pula diskusinya dengan seorang pengacara ternama di Tunisia, yang menjadi pelopor Asosiasi Anti Syiah. Dalam diskusi itu semua isu dan fitnah dijawab Syaikh Tijani kemudian tokoh tersebut meminta maaf atas kekeliruan memahami Syiah. Dari kisah ini dapat hikmah bahwa kalau ingin tahu kebenaran harus langsung tanya kepada ahlinya. Jangan percaya isu, segera tabayun. Ini yang saya kira penting dari buku Afala Taqilun ini.

Maaf, ulasannya baru sampai itu saja dahulu. Belum tamat membacanya. Sekadar informasi saja dalam buku Afala Taqilun berisi tentang sikap Wahhabi pada Syiah, hadis keutamaan sahabat, sahabat sebagai bintang, hadis khulafa rasyidun, hadis tsaqalain, dan hadis larangan mencela sahabat Nabi, mengenai Imam Mahdi, shalawat, dan lainnya. 

Segera miliki buku "Afala Taqilun" untuk mencerahkan pemikiran keagamaan kita. Insya Allah dapat menambah pengetahuan Anda tentang Islam. *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun