Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ulasan Buku Memahami Pelajaran Tematis Alquran

9 Juli 2019   13:56 Diperbarui: 9 Juli 2019   14:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Murtadha Muthahhari, seorang ulama juga cendekiawan Muslim. Ia berasal dari Iran. Banyak melahirkan karya tulis, beberapa buku sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Di antaranya "Asynal Ba Qur'an" diberi judul "Memahami Pelajaran Tematis Al-Qur'an" diterbitkan Sadra Press tahun 2012. Karya yang saya baca ini buku kedua. Yang kesatu belum dibaca.

Isi bukunya berupa uraian ayat Alquran surah al-Anfal dan at-Taubah yang terkait dengan tema syukur, khianat, takwa, azab, infak, jihad, khumus, khalifah, kematian, ruh, barzakh, muhkam, mutasyabih, jabr, tafwidh, amrun baina amraini, harga diri manusia, kekuatan, perdamaian, wala, hijrah, persaudaraan, aqidah, dan orang kafir. Disajikan semua itu dalam 14 bab.

Dari seluruh uraian buku ini, ada satu paragraf yang terkait dengan Islam Indonesia. Pada halaman 230, Muthahhari menyebutkan dalam kongres seribu tahun Syaikh Thusi di Iran, ada cendekiawan dari Indonesia menerangkan Islam sebagai agama mayoritas. Masuknya tidak dengan cara militer. Tidak seperti di Timur Tengah yang masuk dari jalur militer. Islam di Indonesia masuk oleh Muhajirin asal Arab dan Iran.

Sudah mafhum di kalangan peneliti bahwa jalur budaya disertai dengan sikap damai adalah faktor tertariknya orang-orang Indonesia terdahulu memeluk agama Islam.

Selain itu, yang menarik juga dari Muthahhari ini  menguraikan fiqih khumus dari sisi Sunni dan Syiah. Wawasan keislaman seorang Muthahhari sangat tampak dari pengambilan contoh sejarah, kutipan hadis Rasulullah saw dan riwayat dari Ahlulbait as, dan cerita yang mengandung hikmah.

Walaupun belum membaca buku kesatu, buku kedua bisa dibaca secara terpisah karena memang bersifat tematis. Sehingga kajian tafsir Alquran bersifat tersendiri, fokus pada tema, dan mudah dipahami oleh orang awam sekali pun.

Sedikit saja yang perlu diperhatikan dari terjemahan buku ini, bahwa ada salah ketik pada beberapa kalimat. Tapi hanya sedikit.

Mohon maaf hanya sedikit ulasannya. Terlalu banyak tema, sehingga ingatan saya tidak menyimpan banyak pengetahuan dari buku tersebut. *** (Ahmad Sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun