Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

After the Prophet, Muawiyah pun Tabaruk

9 Juni 2019   19:43 Diperbarui: 9 Juni 2019   19:59 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tersentak dengan kutipan riwayat yang tercantum pada buku yang ditulis Lesley Hazleton, "After the Prophet" (New York: Anchor Books, 2009) halaman 172 (paragraf 2) bahwa Muawiyah punya baju pemberian Nabi dan potongan kukunya yang ia simpan. Saat dalam kondisi sakit meminta kalau ia mati agar dikubur dengan dua benda tersebut.

"Cut up and grind these nail parings," he said, "than sprinkle them in my eyes and in my mouth. Thus God might have mercy on me by their blessing."

"Cacah dan tumbuklah sampai halus potongan kuku ini," perintahnya, "lalu taburkan di mata dan mulut saya. Semoga Allah memberi ampun pada saya karena anugerah serbuk kuku Nabi ini."

Dari kutipan tersebut bisa diketahui orang yang masuk kategori jahat, ternyata masih percaya tabaruk dengan peninggalan Rasulullah saw. 

Dan anehnya sekarang ada segelintir orang yang ngaku umat Nabi Muhammad saw tetapi tidak percaya dengan berkah dari barang peninggalan Nabi. Malah dikatakan musyrik. *** (Ahmad Sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun