Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Buku Tafsir Populer Al-Fatihah

19 Januari 2019   14:27 Diperbarui: 19 Januari 2019   14:27 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alhamdulillah. Sudah lama saya membereskan baca buku "Tafsir Populer Al-Fatihah" karya Muhammad Alcaff. Diterbitkan Mizania tahun 2011 dan tebal buku 268 halaman. Buku "Tafsir Populer Al-Fatihah" ini menurut saya sangat membantu kita yang ingin memahami penjelasan dari setiap ayat dalam surah Al-Fatihah. 

Bukunya diawali dengan penjelasan yang mengambil dari mufassir modern Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathabai yang tercantum dalam "Tafsir Al-Mizan". Namun dikemas dengan uraian yang mudah dan tanpa istilah yang mengernyitkan dahi.

Secara khusus uraian "Tafsir Al-Mizan" tentang Al-Fatihah dimuat dalam satu bab dan beberapa bab lainnya tentang pengetahuan ringkas Al-Fatihah, mengenal kitab "Tafsir Al-Mizan" serta tafsir populer.

Tafsir populer surah Alfatihah diuraikan berdasarkan rujukan dari Ibnu Jarir ath-Thabary, Sayyid Khui, Muhsin Qaraati, Jawadi Amuli, Rasyid Ridha dan lainnya. Dominan hadis-hadis dari jalur Ahlulbait yang dikutip dalam menguraikan setiap ayat dari Alfatihah.

Meski dapat dikatakan merepresentasikan tafsir versi Syiah, tetapi penjelasannya sangat dekat dengan keseharian kita. Penulisnya banyak memuat contoh dari kejadian sehari-hari di tengah masyarakat berupa pekerjaan, kesehatan, kejahatan, harta dan syafaat; sehingga terasa dekat dengan kita dan mungkin bisa menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi umat.

Ada uraian yang menarik tentang tafsir pada bab awal bahwa secara umum ada dua tafsir. Pertama adalah tafsir bi an-naqli berupa penjelasan ayat dengan ayat Al-Quran dan ayat dengan riwayat (hadis). Tafsir Mizan masuk kategori ini, bahkan umumnya mufassir dari ulama mazhab Syiah. Kalangan Ahlussunnah yang memakai pendekatan an-naqli seperti Tafsir Thabari, Tafsir Jalalain, Tafsir Maudhui, dan lainnya.

Kedua adalah tafsir bi al-aqli berupa kajian ayat berdasarkan penalaran akal dan sudut pandang disiplin ilmu, sehingga dalam uraiannya lebih dominan dengan rujukan ilmuwan-ilmuwan dalam berbagai disiplin. 

Namun kedua model tafsir tersebut, pada dasarnya hanya upaya memahami dan mengungkap kandungan pengetahuan atau hikmah dari Al-Quran. Tentu masalah tafsir bersifat subjektif karena yang mengetahui makna yang sejati dari setiap ayat, huruf, surah atau hakikat Alquran hanyalah Allah dan Rasul-Nya.

Nah, sekian yang bisa di-share. Silakan dibaca saja bukunya dengan membeli terlebih dahulu. Insya Allah manfaat. *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun