Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tadarus Buku Isyarat Ilahi, Tafsir Al-Naziat

15 Januari 2019   20:57 Diperbarui: 15 Januari 2019   21:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya kembali meneruskan tadarus buku "Isyarat Ilahi Juz Amma" karya Muhyiddin bin Arabi yang dikenal dengan nama Ibnu Arabi. Bagian yang saya baca adalah surah Al-Nazi'at, surah ke 79 dengan jumlah 46 ayat. Ibnu Arabi membaginya menjadi tiga bagian: ayat 1-14, 15-33, dan 34-46.

Jujur saja, saya merasa sulit mencerna dan memahami dari uraian Ibnu Arabi yang tersaji. Sudah masuk dalam ranah eskatologis dan perjalanan ruhaniah, gerak gerik malaikat, dan kehancuran manusia (tubuh) saat Kiamat tiba serta kebangkitan. Suasana pertemuan antar ruh setelah kiamat, peringatan para nabi untuk orang-orang yang membangkang yang dikisahkan tentang Nabi Musa as dengan Firaun, serta mukjizat untuk menaklukkan kesombongan dari manusia.

Ada yang menarik dari uraian Ibnu Arabi bahwa Firaun sebelumnya adalah orang berilmu, bijak (hakim), dan berjiwa kuat. Karena sudah merasa dekat dengan yang Mahakuasa sehingga Firaun terhijabi dengan egoisme dari posisinya sebagai orang berilmu, berkuasa, dan orang bijak. Saat diingatkan oleh Nabi Musa as, anak kemarin sore, maka sikap egoisme Firaun muncul sampai berani mengklaim posisi ketuhanan. Ini yang menghijabinya kemudian berada dalam posisi tersesat.

Meski sudah diingatkan agar menyucikan diri dari semua "hijab" duniawi dan egoisme, hanya karena diingatkan oleh Nabi Musa as yang dikenal sejak bayi, maka Firaun tidak mau menerima kebenaran. Dia tetap merasa "benar" dengan yang dilakoninya dan akhirnya berada dalam kesesatan yang nyata.

Saya menangkap pesan pada surah Al-Nazi'at ini bahwa Ibnu Arabi mengingatkan bahaya kesesatan dan akhir yang buruk bagi mereka yang mengukuhkan dirinya dalam egoisme. Semoga kita bisa selamat dari sikap buruk tersebut. Ampuni aku Ya Rabbi. *** (ahmad sahidin)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun