Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tadarus Surat Al-Naba dari buku Isyarat Ilahi

15 Januari 2019   19:47 Diperbarui: 15 Januari 2019   20:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melanjutkan tadarus buku Ibnu Arabi, "Isyarat Ilahi: Tafsir Juz Amma". Bagian surah yang dibaca adalah Al-Naba', sebuah berita besar. Surah ini dalam al-Quran berada pada urutan nomor surah 78 dengan jumlah 40 ayat.

Dalam menerangkan makna surah Al-Naba', Ibnu Arabi membagi pembahasan menjadi empat bagian, yaitu ayat 1-18, 19-30, 31-36, dan 37-40. Pilihan untuk penggalan kajian oleh Ibnu Arabi sangat menarik karena didasarkan pada kandungan makna dengan narasi yang berurutan. Dimulai dari kabar akan munculnya peristiwa besar berupa Hari Kiamat sehingga manusia mencapai masa akhir kehidupan dunia dan memasuki akhirat.

Diuraikan pula bahwa mereka yang berada dalam kesesatan atau menentang ajaran Ilahi mendapatkan siksa yang dahsyat dan berabad-abad lamanya. Sedangkan yang masuk surga (diulas pada bagian uraian ketiga dan keempat) akan dapat nikmat berupa minuman dan pertemuan dengan para remaja yang menyenangkan penghuni surga. Mereka inilah orang yang takwa. Saat itu pula orang-oranf yang berada di neraka menyesali atas perbuatannya terdahulu sehingga berucap: andai menjadi debu.

Penggambaran nikmat berupa material dan ragawi ini oleh Ibnu Arabi dimaknai sebagai ungkapan betapa indah dan akan rasakan bahagia atas anugerah Tuhan yang tidak bisa dilukiskan. Sehingga Ibnu Arabi menggunakan narasi material dan ragawi, yang memang dengan istilah itu manusia dapati mengerti. Bahkan di dunia ini, materi yang dianggap sebagai sumber kenikmatan bagi manusia sampai dikejar siang dan malam. Dalam hal ini, surah al-Naba' ini dari sisi makna bergerak dari nalar yang humanis, eskatologis, dan teologis.

Pada bagian pertama surah Al-Naba', Ibnu Arabi menyebutkan ayat 2, 'anin-nabail 'adzim adalah merujuk pada sosok 'Ali bin Abu Thalib kw yang karena sudah dicerahkan akal dan hatinya oleh Tuhan melalui bimbingan Nabi sehingga mampu menyingkap suasana akhirat dan mengetahui peristiwa besar di hari akhir.

Tentu saja tentang ini layak diperdebatkan: apakah manusia yang bukan Nabi bisa mencapai derajat kenabian sehingga mengetahui rahasia besar di langit dan bumi? *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun