Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Resensi Buku "Apa Guna Sejarah?"

10 Januari 2019   11:07 Diperbarui: 10 Januari 2019   11:38 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya mendengar itu langsung dari seorang mahasiswa pascasarjana yang langsung ambil mudah saja. Mungkin tidak biasa baca sehingga cari yang instan. Masih bagus kalau copypaste dari internet itu dibaca dahulu dan diperbaiki sebelum diserahkan pada dosen. Malah ada yang hanya ganti nama saja. Kontan itu membuat marah dosen saat tahu bahwa itu karya orang lain. Jadi, budaya literasi di negeri saya lemah sampai tingkat perguruan tinggi.

Akhirnya dua bab terakhir, tujuh dan delapan, saya baca dengan cara skimming. Sebab dua bab ini saling terkait dengan bab enam dan lima. Pada tujuh Rowse menguraikan sejarah dan budaya yang saling terkait. Hanya dua aspek dimunculkan dari budaya, yaitu arkeologi dan arsitektur. Memang seni yang disebutkan bagian hiburan manusia juga mewarnai dinamika manusia. Bangunan rumah klasik dan daerah yang memiliki cagar budaya masuk dalam uraian sejarah dalam konteks budaya. Yang kemudian budaya tersebut oleh Rowse pada bab delapan dianggap sarana awal untuk belajar sejarah otodidak.

Menurut Rowse bahwa belajar sejarah tidak mesti baca buku sejarah yang tebal atau masuk kelas sejarah di universitas dan sekolah, tetapi bisa secara otodidak dengan mengunjungi tempat wisata dan menggali tinggalan berupa benda-benda budaya yang menarik bagi diri kita. Selanjutnya jika ingin menggali maka dilanjutkan bertanya pada ahli di bidang tersebut dan masuk perpustakaan untuk menemukan informasi lanjutan dari temuan awal. Itu sebagai langkah belajar cara otodidak alias tidak studi formal.

Demikian yang bisa tersaji. Lumayan jenuh baca 243 halaman. Apalagi buku ini hanya memuat wacana, yang lebih banyak diobrolkan seputar khazanah sejarah di Inggris. Dengan membacanya tentu memperkaya pengetahuan kesejarahan. Saya sarankan Anda membacanya juga. Hanya saja harus tekun dan tidak terburu-buru karena terjemahannya agak sulit dicerna saat dibaca. Perlu berulang baca. Hatur nuhun. *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun