Pemilihan Gubernur DKI seolah menjadi isu hangat yang tidak akan ada habisnya untuk dibicarakan beberapa waktu belakangan ini. Kampanye dengan tidak membawa isu SARA dan black campaignmenjadi hal yang paling sering digembor-gemborkan. Seolah sudah menjadi barang umum bahwa Ras dan Agama menjadi dua hal yang paling vital pada setiap  pemilukada. Sesuai dengan Fitrahnya bahwa seharusnya setiap pemilihan menerapkan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (LUBER JURDIL). Tetapi itu semua seolah hanya menjadi pemanis yang selalu diucapkan oleh berbagai pihak tanpa realisasi yang jelas. Pada dasarnya setiap warga yang memiliki hak pilih bisa menggunakan haknya sebebas-bebasnya, tetapi bebas bukan berarti kita menjadi orang yang asal coblos.
Memilih calon yang kita suka memanglah hal yang wajar, tetapi apabila kita ingin meninggikan harkat kita, bisa saja kita memilih dengan berbagai dasar yang jelas. Bukan bermaksud untuk mendiskreditkan calon tertentu, tetapi dalam memilih sudah seharusnya kita mempertimbangkan segala sesuatunya secara matang. Ibarat mau menikah, tidak mungkin kita menikah dengan sembarang orang atau dengan orang yang sama sekali tidak kita kenali. Sebagai seorang yang memiliki otak untuk berfikir, marilah kita telusuri dasar-dasar yang mungkin bisa mengubah pola pikir kita dalam memilih seorang calon.
Banyak dasar-dasar yang bisa kita jadikan acuan untuk memilih seorang calon, seperti kinerja, kejujuran dan yang pasti pengalaman dari si-calon yang menjadi kandidat. Bukan bermaksud mengesampingkan ajaran agama lain, tetapi bagi kita orang-orang yang yang beragama islam sudah seharusnya kita memilih seorang calon pemimpin sesuai dengan apa yang telah dicatatkan dalam kitab suci kita Al-Qur’an. Al-Qur’an sudah secara jelas menjelaskan beberapa ciri pemimpin yang bisa kita pilih, oleh karena itu agar kita bisa kembali ke fitrah kita yang diciptakan sebagai seorang pemimpin, maka tidaklah salah jika salah satu tugas kita memilih pemimpin yang sudah sesuai dengan apa yang dipesankan dalam Al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa ayat yang mungkin bisa dibaca sendiri oleh saudara-saudara muslim semuanya:
1. QS Ali-Imran ayat 28
2. QS An-nisa ayat 89, 139, dan 144
3. QS Al-Maidah ayat 51 dan 57.
Memang toleransi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Tetapi untuk beberapa urusan tertentu, khususnya apabila hal tersebut sudah dipesankan secara jelas dan nyata apa mungkin kita masih ingin mengingkari pesan yang ada dalam ajaran yang sudah kita percayai baik dalam hati maupun pikiran? Pertimbangkanlah dengan baik-baik apa yang telah ditugaskan kepada kita. Semua yang ada didunia hanyalah semu, dan apa yang kita lihat belum tentu  wujud yang sebenarnya, karena sudah kita ketahui bahwa yang kelihatan baik belum tentu baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H