"Sorry Bil, I want to keep it professionally"
Meskipun cerita di atas memiliki logika proses yang berbeda dengan cerita sebelumnya (teman casual menjadi rekan kerja dan rekan kerja menjadi teman casual), bos saya melakukan tindakan yang dapat dikategorikan cukup bijak dan dapat diterapkan pada kedua logika proses tersebut, yaitu dengan berusaha untuk tidak meneruskan proses "penambahan peran" kepada dirinya yang barangkali ditujukan salah satunya untuk menghindari konflik sebagaimana dimaksud pada deskripsi sebelumnya di atas.
Saya pun menghormati hal itu meskipun agak "kaget" karena itu adalah kali pertama saya menerimanya di tempat kerja pertama saya juga.
Akhirul Kalam, tentu kita memiliki pola pertemanan yang berbeda antara satu kelompok pertemanan dengan kelompok pertemanan yang lain, yang sudah pasti akan mempengaruhi apakah pertemanan yang kita miliki saat ini juga dapat bertransformasi menjadi ikatan rekanan dalam bekerja secara profesional seperti kisah sukses yang telah diutarakan pada awal tulisan ini.
Intinya saya ingin menekankan bahwa tidak salah bagi kita untuk membangun tembok pembatan tersebut, tembok yang akan membatasi rekan kerja anda untuk memasuki dunia pergaulan casual anda dan bagi teman anda yang ingin ikut campur dalam dunia profesional anda. Jangan takut untuk mengucapkan tidak sebagaimana cerita bos saya di atas.
Menurut mu apakah sebaiknya tembok pemisah antara dunia pertemanan dan dunia profesional ini harus ada dalam kehidupan sosial mu saat ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H