Mohon tunggu...
Ahmad rizqi
Ahmad rizqi Mohon Tunggu... -

menuangkan imajinasi, ide, bahkan fakta ke dalam sebuah tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Guru di Indonesia?

11 Juni 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:38 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_113526" align="aligncenter" width="293" caption="Sumber: Google"][/caption]

Negara yang maju dimulai dari pendidikannya yang maju, kalimat tersebut merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan Negara-negara di dunia, mustahil kalau ada Negara maju pendidikannya menurun. Pendidikan merupakan hal yang wajib dan harus di tempuh setiap manusia. Umat islampun menganjurkan bahwa "menuntut ilmu itu wajib dari lahir hingga meninggal dunia", (hadist). Dari itulah pendidikan merupakan hal yang urgen. Berbicara tentang pendidikan, pasti tidak terlepas dari sosok guru. di Negara Vietnam, guru merupakan sosok yang paling penting untuk memajukan Negara tersebut dimasa depan, bahkan Negara tersebut mempunyai moto No teacher no education (tidak ada guru tidak ada pendidikan). Moto tersebut dijadikan landasan pemerintahnya dalam membangun Vietnam yang berlandaskan pendidikan dengan guru sebagai intinya. Hasilnya, Vietnam menjadi negara maju yang berkembang mengungguli negara kita yang semakin terpuruk dengan berbagai masalah ekonomi, bencana, korupsi, teror dan demonstrasi. Di Indonesia, keberadaan guru tidak akan pernah habis. Pasalnya, menurut Mohammad Nuh selaku menteri pendidikan, ditahun 2014 jumlah guru di Indonesia mencapai 300.000. Berarti, kalau jumlah guru meningkat, SDM juga meningkat bahkan bisa menciptakan generasi-generasi yang siap membangun Negara. Namun, pada kenyataannya, guru di Indonesia sebagian besar hanya mentransfer pengetahuan kepada peserta didik tanpa membentuk suatu karakter dari peserta didik itu sendiri. dan hasilnya, orang-orang pintar seperti Anggota DPR, menteri, aparat hukum dsb, bisa terlibat KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) mereka hanya bisa berfikir saja dan penanaman ke jiwanya tidak ada. Kalau kita melihat media-media di Indonesia, Banyak sekali tindakan kejahatan dalam dunia pendidikan salah satunya guru menganiaya muridnya. Melihat kasus tersebut apakah benar guru mengajarkan seperti itu? Lain lagi tentang kasus pembocoran jawaban UN (Ujian Nasional) yang jelas-jelas dilakukan pihak sekolah dan apakah posisi guru tidak berhasil dalam mendidik muridnya? Akankah guru di Indonesia seperti itu selamanya? Bagaimana Negara akan maju, kalau seandainya pendidikannya seperti itu. Berangkat dari hal tersebut, seharusnya pemerintah di Indonesia selain menciptakan guru-guru yang berkompeten, guru-guru juga harus merubah metode pengajarannya tidak hanya sebagai mentransfer pendidikan melainkan membentuk suatu karakter pada peserta didik yang nantinya tindakan KKN ataupun tindakan kejahatan lainnya akan hilang. *Tulisan ini penulis buat atas dasar kegelisahan terhadap guru-guru yang hanya mentransfer pengetahuan tanpa membentuk suatu karakter

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun