Mohon tunggu...
Ahmad Rizki
Ahmad Rizki Mohon Tunggu... -

pecinta sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Atlet yang Menunggu Perhatian Pemerintah

24 Mei 2014   21:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novrizal, nama pria ini sudah tidak asing dikalangan pecinta sepaktakraw Indonesia. Dia adalahsalah satu atlet sepaktakraw dari Ranah Minang yang masih aktif membela Indonesia pada cabang olahraga Sepaktakrawsejak tahun 2009. Tahun ini ia masih berusia 24 tahun. Dia lahir pada tanggal 25 November 1990. Lelaki berbadan atletis itu berasal dari Kambang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Di usianya yang masih produktif sebagai atlet saat ini, dia berharap pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan maupun pemerintah Provinsi Sumatera Baratmemperhatikan masa depannya. “Saya berharap pemerintah Sumatera Barat bisa memperhatikan masa depan saya, bukan hanya soal materiatau fasilitas-fasilitas yang disediakan, melainkan masa depan saya setelah tidak lagi produktif sebagai seorang atlet,” tuturnya ketika diwawancarai di sela-sela latihan di Jakarta, Rabu 21 Mei 2014. Putra pesisir itu juga menambahkan bahwa ia ingin pemerintah memberikan pekerjaan yang layak untuknya seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemda atau pekerjaan lainnya.

Novri mengawali karirnya sebagai atlet Sepaktakraw pada tahun 2005, ketika dia berhasil masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumatera Barat. Selama menjalani aktifitas sebagai atlet PPLP Sumbar, dia telah banyak mengikuti kejuaraan tingkat pelajar seperti Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) tahun 2006 di Padang,Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun 2007 di Kalimantan Timur, Kejuaaraan Nasional Antar PPLP se-Indonesia tahun 2006, 2007, dan 2008. Dalam kejuaraan itu dia selalu menyumbangkan medali untuk Sumatera Barat.

Atlet yang masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP) ini mulai dipercaya membela merah putih pada tahun 2009, sampai saat ini dia masih dipercaya untuk membela Indonesia yang akan berlaga diajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, September-Oktober mendatang.

Ditingkat professional ia telah membela Sumbar di ajang Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera di Medan, Sumatera Utara tahun 2007, Pekan Olahraga Wilayah (Porwil)Sumatera di Batam, Kepulauan Riau, tahun 2011. Pada kejuaraan tingkat regional itu dia mempersembahkandua medali emas dari nomor Tim dan Beregu Putera. Sementara itu pada ajang nasional dia berpartisipasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Kalimantan Timur tahun 2008. Dia juga berpartisipasi pada PON di Riau tahun 2012 yang lalu dan mempersembahkan dua medali perak dan satu medali perunggu untuk Sumatera Barat dari nomor tim, beregu dan double event.

Di tingkat internasional dia membela Indonesia pada ajang Sea Games di Jakarta-Palembang tahun 2011. Saat itu ia memperoleh medali emas di nomor double event. Pada Sea Games di Myanmar tahun 2013 dia memperoleh medali perak. Selain itu dia juga membela Indonesia pada ajang Asean Games tahun 2010 di Guangzhou, China.Dia juga berpartisipasi pada kejuaraan King Cup 2011 di Thailand, mempersembahkan medali perak untuk Indonesia. Pada kejuaraan Super Series tahun 2012 di Singapura ia memperoleh medali perak untuk Indonesia.

Dari sederet prestasi-prestasi yang telah ia persembahkan untuk Sumbar bahkan Indonesia itu, dia masih menyimpan asa untuk diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Daerah Pesisir Selatan atau Provinsi Sumbar. Hal itu pantas dia harapkan karena melihat apa yang telah dia berikan untuk Daerah bahkan Bangsa ini. Sudah selayaknya dia mendapatkan perhatian yang lebih dari Pemerintah. Sampai saat ini belum ada kejelasan untuk masa depannya. Hingga saat ini hanya janji-janji pemanis mulut yang diberikan oleh para pejabat Pemerintah dan juga para pengurus Persatuan Sepaktakraw Seluruh Indonesia (PSTI ) Sumbar.

Menjadi seorang atlet nasional tentu memiliki suka duka. Ketika ditanya tentang suka duka menjadi atlet nasional, Novri menyampaikan banyak hal yang ia rasakan setelah menjadi atlet nasional. Seperti tentu saja meningkatkan atau menambah prestasi, menambah banyak kawan dari daerah lain, bisa mandiri, bisa menikmati fasilitas yang disediakan secara gratis, serta bisa membantu orang tua dengan berpenghasilan sendiri dari uang saku atu bonus ketika meraih prestasi.

Sedangkan dukanya selain menguras energi saat latihan rutin sekitar 5 sampai dengan 6 jam sehari, juga harus merelakan waktu sepenuhnya untuk berlatih. Dia juga harus merelakan masa mudanya tidak seperti anak muda lain yang bisa nongkrong menghabiskan waktu dengan kawan-kawan. Duka lainnya yang dia rasakan adalah ketika harus mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) atau PemusatanLatihan Nasional (Pelatnas) dimana harus berbulan-bulan lamanya jauh dari orang tua dan keluarga lainnya. Bahkan kalaupun ada kemalangan seperti keluarga meninggal atau bahkan ada pesta keluarga hanya dapat izin sehari atau dua hari saja. (Penulis: Ahmad Rizki)

[caption id="attachment_338069" align="alignleft" width="209" caption="atlet yang menunggu perhatian pemerintah"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun