Mohon tunggu...
Ahmad Rizal Fathofani
Ahmad Rizal Fathofani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I try my best

Selanjutnya

Tutup

Book

Insecurity is My Middle Name

24 November 2022   10:19 Diperbarui: 24 November 2022   10:37 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Remaja pada saat ini menghadapi kondisi ketidaksiapan mental. Mulai dari masalah dengan teman, keluarga, pasangan hingga masalah fisik, semua orang merasa kesal ketika apa yang diinginkan tidak sesuai. Paparan media sosial sangat berpengaruh terhadap psikis remaja, seperti melihat teman-teman tampil dan Anda merasa rendah diri, selebriti memposting foto kalian kemudian merasa rendah diri. Misalnya, ada banyak alasan mengapa kalian meragukan diri sendiri karena mungkin belum menerima pengakuan yang sama dari orang lain seperti teman - teman sekitar. Ada banyak kekacauan batin, dan kemudian kalian mulai bertanya-tanya tentang segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kalian.

Sejak pertama kita membaca hingga pada akhir bab, penulis mengajak pembaca untuk menelusuri setiap insecure yang mereka rasakan, mulai dari insecure terhadap tubuh, karir, pendidikan, bahkan cinta. Setelah mendekati mereka satu per satu, menjelaskan di akhir bab bahwa perasaan insecure tidak selalu berdampak negatif, penulis mengajak pembaca untuk berdamai dengan perasaan insecure tersebut melalui bab berjudul "Tapi, Kita Butuh insecurity"

Buku Insecurity is My middle Name direkomendasikan untuk kalian yang merasa sedih dan tidak kompeten. Jika Anda masih meragukan diri sendiri dan masih terlalu banyak mendengar omongan orang lain tentang betapa jeleknya diri Anda, maka yang Anda butuhkan hanyalah keyakinan. Percayalah pada Tuhan Yang Mahakuasa dan yakinlah pada diri sendiri bahwa Anda dapat melakukan apa saja, lebih dari yang mereka pikirkan tentang mu

Buku ini juga bagaikan obat yang mampu menenangkan perasaan minder dan insecure yang sering muncul dalam diri setiap orang. Mengatasi luka emosional dengan sesuatu yang Relateable adalah cara paling efektif untuk mengobatinya, dan buku ini adalah jawabannya. Menyembuhkan diri melalui tulisan-tulisan yang menyejukkan hati dari buku ini akan sangat membantu siapa pun yang mencoba menjalani proses penerimaan diri, yang tentunya tidak mudah, mengingat lingkungan tempat kita tinggal seringkali menimbulkan perasaan tidak aman yang menimbulkan rasa sakit emosional.

        Tidak hanya menarik dari segi isi, buku ini juga bisa menghadirkan cover yang jauh lebih indah dan damai, dengan ilustrasi langit biru serta pepohonan yang hijau, sehingga hanya dengan melihat covernya, Pembaca sudah bisa merasakan kedamaian diri buku self-healing ini.

 Insecurity is My Middle Name karya Alvi Syahrin ini, meski selalu ada unsur religi dalam setiap pembahasannya, namun saya tidak terasa tergurui sama sekali oleh cara penyampaiannya. Beberapa hadits dan ayat Alquran menambahkan kedamaian, ketenangan, dan penerimaan rasa insecurity itu sendiri.

Meskipun Isi tulisannya terkesan agak ringan dan minimalis, namun tidak dapat dipungkiri bahwa makna dan dampak dari tulisannya itu sendiri sangat kuat dan dapat memberikan dampak positif bagi pembaca yang sedang mencoba menerima kekurangannya sendiri. Terkesan seperti buku yang simple namun isi dari buku ini sangatlah berbobot dan bermakna yang akan membantu setiap pembaca menyembuhkan luka emosional yang disebabkan oleh rasa rendah diri mereka.

Ketika saya mulai membaca beberapa halaman, saya agak terkejut karena di dalam buku ini terdapat beberapa ayat Alquran dan nasehat penulis yang hanya berkaitan dengan satu agama. Kelemahan buku ini, menurut saya, adalah tidak adanya disclaimer yang menyatakan bahwa penulis juga menyertakan pandangan tentang suatu agama dalam pembahasan buku ini. Meskipun saya tidak terlalu keberatan, alangkah baiknya jika penulis dapat menjelaskan bahwa isi buku ini juga dilengkapi dengan pandangan-pandangan agama dalam ringkasannya, sehingga calon pembeli dapat memperkirakan apa yang membuat mereka terganggu dengan hal ini, khususnya bagi teman-teman non muslim saya.

Insecurity Is My Middle Name mengajak pembaca untuk berdamai dengan diri sendiri karena tidak bisa dipungkiri perasaan minder atau insecure akan selalu ada, maka inilah satu-satunya cara bagi kita manusia untuk menerimanya dan berdamai dengannya untuk menutupnya. setiap kesalahan yang kita miliki. Buku ini bisa menjadi pelajaran di tengah gejolak kehidupan yang membuat kita semakin tenggelam dalam lubang ketidakpastian karena tidak bisa terus berjalan. Bacaan yang menenangkan pikiran, tubuh dan jiwa.

Karena Insecurity justru bisa dijadikan sebagai motivasi diri untuk membuat diri lebih baik. Misal kita merasa pencapaian kita tidak seperti orang lain. Bukan berarti kita hanya bisa diam dan menunggu saja, kan? Setidaknya kita tetap melakukan yang terbaik bagi diri sendiri karena hidup memang penuh dengan perjuangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun