Nama : Ahmad Rivan Riyadi - NIM : 415200010007 - Fakultas : Ilmu Komputer/Tekinik Informatika - Universitas Mercubuana - Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBG
Beraba-abad lamanya kebudayaan Hindu-Budha yang berasal dari india itu mempengharuhi tanah jawa. Salah satu kebudayaannya yang disebarkan adalah melalui sarana bahasa yaitu bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta ini mempengharuhi terhadap perkembangan sastra Jawa Kuna. Pada masa Jawa Kuna, pendirian bangunan suci Siwa/Hindu-Buddha dimaksudkan untuk tempat melakukan pemujaan kepada para dewa. Arsitektur candi yang indah biasanya dihiasi dengan relief yang berisi pesan moral-edukatif. Relief dapat dimaknai sebagai salah satu media informasi/publikasi yang ditunjukan kepada masyarakat luas baik dewasa maupun anak-anak.Â
Dalam kajian filologis, Jawa Kuna Sebelum Hindu-Budha masuk dengan seperangkat otoritasnya, yang mengabdikan diri pada kehidupan sesuai ajaran tersebut, seperti misalnya pandita, brahmana, rsi, muni, dan biksu, telah ada pejabat otoritas sejenis asli Jawa Kuna. Pejabat otoritas tersebut disebut dengan wiku. Menurut Zoetmulder, wiku adalah kata asli Jawa Kuna yang merujuk pada arti orang berstatus religius. Keberadaan wiku tersebut, menunjukkan jika ada seperangkat nilai atau ajaran asli Jawa Kuna, yang membuat para wiku tersebut mengabdikan diri untuknya.
Secara umum, kemajuan Jawa Kuna dibanding negara lain di dunia pada masanya adalah karena berkembangnya rasionalisme yang mengakar kuat dalam budaya masa lampau. Tidak  Berlenihan jika Jawa Kuna memiliki teknologi kapal layar terbaik pada masanya. Kapal layar besar yang mampu membuat barang banyak serta mampu mangarungi samudera, merupakan hasil karya teknologi tercanggih yang dimiliki sebuah bangsa dan terknologi tersebut dicatat masih dimiliki era Demak.
Pengetahuan mengenai masa Jawa Kuna dapat diketahui berdasarkan peninggalan prasasti yang di tulis di atas batu lempengan logam (tembaga, perunggu, atau emas) maupun kitab-kitab kesusastraan yang menggunakan bahasa Jawa Kuna.Â
Kata-kata krama diambil dari Bahasa Jawa Kuna
- Ngoko -> Krama -> Indonesia
- Kuping -> Talingan -> Telinga
- Endhog -> Tigan -> Telur
- Cangkem -> Tutuk - > Mulut
- Katon -> Katingal -> Kelihatan
- Omah -> Dalem -> Rumah
Masyarakat Jawa Kuna
Menurut Antropologi, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh sesuatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Maka yang dimaksud dengan masyarakat Jawa Kuna adalah masyarakat yang terikat oleh kebudayaan yang sama, yaitu kebudayaan Jawa Kuna. Menurut Koentjarningrat, Suatu suku bangsa selalu memliki ciri khas yang lain berupa bahasa yang digunakan serta kebudayaannya yang khas baik dalam bentuk budaya material, aktivitas, maupun gagasan.
Ciri khas yang paling mudah untuk melihat kebudayaannya salah satu suku bangsa adalah dengan mengetahui bahasa yang digunakan. Berdasarkan persebaran bahasa itu pula akan dapat diketahui daerah kebudayaannya. Berdasarkan penemuan prasasti-prasasti yang berbahasa Jawa Kuna, dapat diketahui bahwa bahasa itu tersebar di daerah Jawa bagian tengah hingga Jawa bagian Timur. Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa masyarakat Jawa Kuna adalah masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa Kuna sebagai alat komunikasinya, yang tersebar di Jawa bagian tengah maupun Jawa bagian Timur.
Berdasarkan pengertian diatas, Kamus Antropologi menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Kuna adalah masyarakat tradisional. Yaitu masyarakat yang lebih banyak dikuasai oleh adat istiadat yang lama. Selain itu, berdasarkan informasi-informasi pada prasasti, masyarakat Jawa Kunajuga dapat dikelompokkan sebagai masyarakat pedesaan.