Mohon tunggu...
Ahmad Ringgit
Ahmad Ringgit Mohon Tunggu... Guru - guru desa/sdn3kendit
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

ingin berubah mengikuti perubahan jaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Flexing

29 April 2023   08:39 Diperbarui: 29 April 2023   08:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini iseng saya mengunjungi akun twitter yang cukup lama tidak dibuka.Saya hanya khawatir akun itu akan pasif jika terlalam lama tidak dibuka atau dikunjungi. Mata yang julit langsung menangkap isu yang trending saat ini. Salah satu isu yang trensing jadi bahan pembicaraan adalah flexing. Dengan semangat saya membuka akun yang sedang trending tersebut. Dan berita yang kemudian adalah berita berita mutakhir tentang flexing. Suatu kebiasaan baru masyarakat Indonesia.

Flexing atau Pamer mengacu pada perilaku seseorang yang suka memamerkan kekayaan dan kemewahan yang dimilikinya. Sebetulnya perilaku ini adalah perilaku alamiah manusia,namun saat ini dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak negatif bagi yang menerapkannya. Flexing itu cenderung dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengakuan akan keberadaan dirinya dalam masyarakat.Tindakan tersebut ada yang dilakukan secara tidak sengaja namun paling banyak dilakukan dengan kesengajaan. 

Perilaku tersebut dilakukan akibat seseorang kurang percaya diri sehingga diharapkan dengan melakukan flexing,dia akan mendapat pengakuan atau validasi dari orang lain. Sebetulnya flexing ini ada dalam batasan wajar apabila perilaku itu filakukan untuk meningkatkan perasaan afikasi diri,menyiapkan diri untuk kesuksesan di masa depan dan menghindarkan diri dari perasan depresi. Sebaliknya flexing tentu akan berdampak negatif apabila didasari rasa tidak percaya diri,rasa cemburu, kesepian atau berbagai kondis psikis lainnya. Maka model flexing yang terakhir ini  akan dapat memicu perilaku ekstrem.

Bangga terhadap diri sendiri adalah perasaan yang wajar. Perasaan ini muncul sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian atau prestasi yang dimiliki atau telah dicapai. Namun, pamer secara berlebihan dengan asumsi bahwa diri sendiri lebih hebat jika dibandingkan dengan orang lain bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental. 

Dampak negatif flexing pada kesehatan mental, adalah Pertama, menurunkan rasa percaya diri karena pamer bisa memicu anggapan negatif dari orang lain bahwa perilaku tersebut terlalu berlebihan dan tidak lebih baik Kedua,membuat seseorang merasa terlalu percaya diri sehingga tidak melakukan usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan sehingga bisa merusak relasi dengan orang lain serta tidak memiliki kemampuan untuk membangun rasa percaya diri yang realistis 

Semoga kita dapat melakukan flexing dalam batasan wajar. Atau yang lebih bijak lagi berhentikan melakukan flexing karena lebih banyak dampak negatif daripada dampak positifnya. Apalagi dilakukan dalam jaman digital seperti sekarang,karena segala yang kita pamerkan di media sosial akan menjadi rekam jejak yang bisa merugikan kita di masa yang akan datang.

Kendit, 29 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun