Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Persaudaraan Tanpa Memandang Perbedaan Agama

3 Desember 2023   13:34 Diperbarui: 3 Desember 2023   13:40 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi Kunci NKRI Damai - jalandamai.org

Tuhan menciptakan banyak manusia di muka bumi ini. Tidak hanya masyarakat Indonesia, tapi juga masyarakat dari berbagai negara lainnya. Tidak hanya masyarakat yang beragama muslim, tapi juga masyarakat yang beragama non muslim lain. Tidak hanya masyarakat berkulit hitam, tapi juga masyarakat berkulit coklat ataupun putih. Ya, keberagaman itu sejatinya ada dimana-mana. Tuhan sejatinya menciptakan manusia berbeda-beda, agar manusia tersebut saling mengenal dan memahami satu dengan lainnya. Ketika pemahaman tersebut bisa dilakukan, maka antar sesama bisa saling peduli dan tolong menolong.

Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang sangat variatif dari berbagai sisi. Tidak hanya sumber alamnya yang sangat beragam, namun suku, budaya, bahasa dan agamanya pun juga sangat beragam. Jumlah suku-suku yang ada di Indonesia tidak hanya puluhan atau ratusan. Namun jumlahnya bisa mencapai ribuan suku yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Keragaman inilah yang merupakan anugerah dari Tuhan, yang harus dijaga dan diimplementasikan untuk yang semua pihak.

Saat ini, seringkali bermunculan provokasi yang disebarkan oleh kelompok radikal, untuk memecah belah persatuan dan toleransi antar umat. Sentimen yang dimunculkan seringkali berisi sentimen keagamaan. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, seringkali segala sesuatunya didasarkan pada hukum Islam. Hal tersebut tentu tidak salah. Namun seringkali oknum tersebut menyalah artikan atau mereduksi nilai-nilai dalam agama tersebut.

Misalnya, persaudaraan hanya ditujukan untuk sesama muslim saja, karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Pihak-pihak yang non muslim dianggap minoritas, dan mendapatkan perlakukan yang tidak sama. Padahal, dalam Al Quran sendiri disebutkan, bahwa kita semua ini pada dasarnya bersaudara. Dalam QS Al Hujuruat ayat 10 dijelaskan, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Jika kita memahami agama Islam secara benar, semestinya orang-orang yang mengaku Islam, bisa saling menghargai dan mengedepankan toleransi antar sesama. Namun kenyataannya, ada saja oknum-oknum tertentu yang justru melakukan hal sebaliknya. Akibatnya diskriminasi agama masih terjadi hingga saat ini. Kelompok minoritas dianggap sebagai sebuah ancaman, padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Kelompok yang berbeda dianggap kafir, dan harus mendapatkan perlakukan yang tidak semestinya.

Dalam budaya Indonesia, juga menguatkan pandangan agama tentang persaudaraan yang tanpa memandang latar belakang. Kita semua pada dasarnya memang bersaudara. Apalagi karakter manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, mendorong antar sesama harus saling membantu dan tolong menolong.

Mari saling introspeksi. Jangan mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan. Mari saling peduli tanpa memperhatikan latar belakang yang melekat. Apapun agamanya, harus tetap saling tolong menolong jika diperlukan. Apapun sukunya tetap harus saling pedulu. Apapun bahasa, tetap harus saling menghargai. Itulah yang disebut toleransi antar umat beragama. Karena kita semua bersaudara, mari saling berdampingan dalam keberagaman. Tak usah mempersoalkan perbedaan yang sejatinya sudah ada sejak dulu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun